JURNAL SOREANG - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas ungkapkan ibu kota negara baru akan dibangun dengan konsep ramah lingkungan.
Konsep Green City dicanangkan untuk ibu kota negara baru Indonesia demi hadirkan kesan nyaman bagi penghuninya nanti.
Hanya saja, pertanyaan mengenai bagaimana dan apakah konsep Green City akan berhasil di ibu kota negara (IKN) baru Indonesia tetap menjadi pokok persoalan.
Baca Juga: Wow, Presiden Pertama Singapura Yusof Bin Ishak Ternyata Keturunan asli dari Minangkabau Indonesia
Masalah yang hadirkan perdebatan di banyak kalangan mengenai IKN baru adalah persoalan energi.
Disatu sisi, pemerintah menggemakan konsep energi terbarukan, namun disisi lain mereka justru gencar membangun PLTU batubara di IKN.
Pasalnya, sejumlah pihak bahkan menyebut bahwa konsep Green City yang dicanangkan Pemerintah Indonesia dalam membangun IKN baru di Kalimantan akan sulit terwujud.
Direktur Eksekutif Trend Asia, Yuyun Indradi, adalah salah satu diantara yang mengemukakan pendapatnya.
Dalam diskusi yang dilaksanakan di kantor YLBHI pada Desember 2019 lalu, ia mengatakan seperti ini.
“ibukota baru tetap membutuhkan pasokan listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga uap,” ucap Yuyun.
Artinya Smart City, Green City, dan Zero Emisi jelas tidak mungkin bisa diterapkan untuk IKN baru.
IKN baru butuh pasokan energi 1,5 gigawatt dan pengusaha akan senang hati untuk menyediakan pusat pasokan listrik sebesar itu.
Trend Asia bersama sejumlah organisasi masyarakat lainnya bahkan telah menyusun sebuah laporan.
Hasilnya, sudah ada 4 PLTU yang beroperasi di Kalimantan Timur, dan 7 PLTU lainnya akan menyusul beroperasi.***