Akan tetapi, ketika Edhy ingin menambahkan pesawat untuk digenggam oleh patung tersebut, Bung Karno menolaknya.
Alasannya karena pesawat yang akan digenggam oleh patung itu seperti mainan anak-anak.
Untuk membangun patung tersebut, biaya yang dibutuhkan mencapai Rp12 juta, diluar biaya tiang penyangga.
Pemerintah kemudian menggelontorkan uang muka Rp5 juta untuk pembangunannya, sementara Bung Karno merogoh kocek Rp1 juta dari kantong pribadinya.
Namun peristiwa G30SPKI 1965 berimbas pada tertundanya pemasangan patung pada tiang penyangga.
Sekitar tahun 1970, Bung Karno menanyakan nasib pembangunan patung tersebut kepada Edhy.
Kepada Bung Karno, Edhy bercerita bahwa dirinya sudah kehabisan uang, bahkan utangnya pun belum terbayar dan rumahnya disegel.
Mendengar cerita itu, Bung Karno kemudian menjual mobil pribadinya.