Artinya, generasi muda banyak yang terlalu mengikuti aturan sehingga malah kontra produktif karena berdampak pada penurunan kreativitas.
Mereka yang terlalu mengikuti aturan, menurut Cinta, terpaksa harus mengikuti cara yang monoton sehingga tidak berpikir dan berupaya menemukan cara lain.
Dikatakannya, bila terlalu mengikuti aturan seperti itu, maka banyak generasi muda yang akhirnya takut membuat kesalahan.
Baca Juga: Bersiaplah, Kripto Buatan Indonesia Akan Rilis di Hari Sumpah Pemuda, Begini Penjelasannya
Padahal, jelasnya, kesalahan dan kegagalan adalah sesuatu yang indah. Karena itulah yang akan membuat kita lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih wise. Dengan kegagalan, kita belajar, dan pembelajaran itu membantu kita di masa depan untuk menjadi lebih baik.
Maka, kata Pemilik Yayasan Soekarseno ini, generasi muda harus memiliki visi dan kemauan kuat agar dapat mencapai kesuksesan.
Di sesi tanya jawab, Cinta pun menerangkan tentang pentingnya sikap kritis pada anak-anak sekolah dasar (SD).
Untuk bersikap kritis, anak-anak harus dibiarkan bertanya dan beropini. Karena itu, para guru di sekolah dan para orang tua perlu mendukung anak-anak untuk bertanya dan beropini.
Bahkan, mereka harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang dapat merangsang anak untuk bertanya dan beropini. ***