JURNAL SOREANG - Dari sekian banyak pihak yang terlibat dalam penanganan COVID-19, para sopir ambulans pengantar pasien mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya.
Betapa tidak, mereka harus berpacu dengan waktu untuk mengantar pasien COVID-19 ke rumah sakit secepat mungkin agar segera mendapat penanganan tim medis.
Namun tak dapat dipungkiri, tidak sedikit pasien COVID-19 yang diantar akhirnya meregang nyawa di dalam ambulans. Penyebabnya sebagian besar adalah ditolak rumah sakit karena kamar penuh sehingga harus berkeliling mencari rumah sakit lain di saat kondisi pasien sudah sangat kritis.
Seperti yang dialami sopir ambulans pengantar pasien COVID-19, Supono (30) asal Sidoarjo, Jawa Timur, yang bergabung menjadi relawan di Info Lintas Sidoarjo selama lima tahun belakangan.
Supono yang sehari-hari menjadi pengemudi ojek online ini menceritakan salah satu pengalamannya mengantar pasien COVID-19.
Beberapa waktu lalu, dia menerima panggilan untuk mengantar seorang terduga COVID-19. "Pasien tersebut punya riwayat sakit batuk dan menggigil dengan saturasi oksigennya cuma 60 sampai 70," tutur Supono, sebagaimana dikutip dari infopublik.id yang diunggah pada Sabtu, 31 Juli 201.
Sesampainya rumah sakit, pasien ditolak karena kamar sudah penuh. Supono lantas mencari lagi rumah sakit lain yang masih ada kamar kosong.
Nahas tak bisa ditolak. Setiba di rumah sakit tersebut, pasien sudah meregang nyawa. "Ternyata pasien meninggal di ambulans," kata Supono.