Network
Aksi para camat tidak menggunakan masker juga diklaim dengan alasan untuk bentuk kenang-kenangan, dikarenakan ada tiga camat yang akan memasuki masa pensiunnya.
Hal itu kemudian tinggapi oleh Rojikin, selaku sekretaris Projo Kabupaten Tegal. Rojikin sangat menyayangkan aksi yang dilakukan oleh para camat itu.
Baca Juga: Mantul! Belum Setahun Berdiri, Tegal Learning Center Tuai Prestasi
Dia menilai aksi para camat tersebut tidak dapat menjadi contoh dan panutan bagi masyarakat. Atas hal itu, Rojikin mengungkapkan kecaman keras atas peristiwa tersebut.
“Ini sangat melukai dan mencederai hati masyarakat. Di tengah kerja keras seluruh elemen masyarakat, TNI, dan Polri, dalam regulasi PPKM Darurat ini,” ucap Rojikin.
“Para camat yang adalah pamong dan pengayom masyarakat, malah tidak memberi contoh baik bagi warganya,” tutur Rojikin menambahkan.
Baca Juga: Isi Kuliah Umum di Poltek Purbaya Tegal, DPR: Kampus Vokasi Harus Menghasilkan Milenial Inovatif
Setelah itu, sekretatis Projo Kabupaten Tegal itu kembali menerangkan. Bahwa para camat harusnya dapat belajar dari kejadian yang sudah pernah terjadi sebelumnya.
“Kades (kepala desa) di Grobogan diperiksa polisi karena menggelar dangdutan usai pelantikan perangkat desa. Bahkan pegawai Dishub (dinas perhubungan) di DKI (Jakarta) beberapa waktu lalu juga dipecat dengan tidak hormat. Karena nongkrong di warung kopi pada saat jam malam,” ucap Rojikin menjelaskan.
Sanksi tegas yang diberikan karena mengabaikan prokes dan melanggar aturan selama PPKM Darurat tidak pandang bulu, bahkan di antaranya ada yang dipecat dengan tidak hormat.
