Baca Juga: Ayo Vaksinasi, Indonesia Sudah Menerima Total 93,7 Juta Dosis untuk Lawan Pandemi Covid-19
"Itulah sebagian dari statistik yang disenangi media. Angka-angka yang bisa berubah dalam semalam. Namun harus juga diingat bahwa pandemi tidak hanya mempengaruhi mereka yang tertular. Mereka yang berdiam diri di rumah, rajin memakai masker dan cuci tangan pakai sabun sesuai anjuran juga tetap terdampak," ucapnya.
Reisa mengakui, kesulitan ekonomi melanda keluarga Indonesia ditambah dengan tantangan psikologis baru membantu anak-anak belajar online sambil berkerja secara daring.
Dengan segala keterbatasan akses ke sekolah dan perubahan pola perilaku hidup, termasuk berubahnya pola asupan gizi, anak-anak dan populasi rentan lainnya juga dihadapkan dengan risiko kesehatan lainnya diluar Covid-19.
Baca Juga: Hadiri Kegiatan PT Geo Dipa Energi, Satu Wartawan Reaktif Covid-19, BPBD Disinfeksi Sekretariat PWI
Sebelum pandemi, banyak rumah tangga Indonesia mampu membeli cukup protein dan nutrisi penting lainnya untuk anak-anak mereka.
Namun saat para orang tua, pencari nafkah utama, harus tinggal di rumah sementara atau gajinya dipotong karena kehadiran di tempat kerja lebih sedikit, menu harian yang tersedia setiap waktu di masa lalu, tampaknya menjadi kemewahan pada saat ini.
"Karena Puskesmas harus menyesuaikan jam operasional dan beban pekerjaannya, cakupan program imunisasi dasar rutin dengan tambahan asupan gizi untuk bayi baru lahir dan balita melorot drastis. Kondisi tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari," tutur Reisa.
Menurud dia, rumah sakit pun banyak dihindari karena orang tua takut mendekati fasilitas tempat penderita Covid-19 dirawat.