"Satu contoh, kalau dikasih anggaran yang dipersiapkan untuk membangun infrastruktur labuan bajo, Borobudur, Danau Toba, Saya datangi semua, dan saya lihat dari 5 skala prioritas sebagian besar masih belum siap SDMnya," kata Dede, di sela-sela acara bimbingan teknis (bimtek) melalui Pengenalan Wisata Bisnis (Pertemuan, insentif, Konvensi dan Pameran/Mice) di Masa Adaptasi Kebiasaan baru, di Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu 5 Mei 2021.
Artinya, kata Dede, SDM pariwisata di tengah pandemi belum tertata dengan baik.
"Kita sudah berharap bahwa di tahun 2021 kita bisa mulai bangkit dengan pariwisata, ternyata seperti ini, dan kita pending lagi," kata Dede, saat ditemui Jurnal Soreang di Soreang, Kabupaten Bandung.
Baca Juga: Gonjang-ganjing di Tubuh Partai Demokrat, Dede Yusuf: Saya bersama AHY
Karena hal itu, menurut Dede, harus mempersiapkan langkah-langkah untuk mendukung para pelaku usaha di sektor pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif agar tetap bisa hidup.
"Beberapa program akan kita luncurkan di tahun ini," jelas Dede.
Namun sambil menunggu program tersebut diluncurkan, kata Dede, untuk sementara waktu pihaknya terus berupaya mendorong melalui bimtek bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.
Baca Juga: Dede Yusuf, Pemerintah Bukan Lagi Mengolahragakan Masyarakat Tapi Memasyarakatkan Olahraga
Disinggung terkait manfaat bimtek CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability) yang selama ini dilakukan, kata Dede agar para pelaku usaha tersebut, siap menghadapi situasi dan kondisi pandemi saat ini.
"Sebetulnya, jika kita melihat kemarin pasar Tanah Abang buka dan orang begitu bebasnya masuk, pertanyaannya adalah sudahkah kita siap menghadapi perubahan ini? maka jawabannya belum, lalu bagaimana kalau sektor wisata dibuka benar-benar? maka yang harus dilatih adalah pelaku wisata agar serius menjalan protokol kesehatan (prokes) yang disebut CHSE itu ," katanya.