UNICEF: Jumlah Anak Kurang Gizi Akut dan Kekerdilan Naik 15 Persen Karena Pandemi

- 19 Januari 2021, 14:34 WIB
Ilustrasi stunting pada anak. Akibat pandemi sehingga jumlah anak stunting naik.*
Ilustrasi stunting pada anak. Akibat pandemi sehingga jumlah anak stunting naik.* /United Cities and Local Governments Asia-Pasific

JURNAL SOREANG- Pandemi Covid-19 berdampak luas kepada pemenuhan gizi anak karena ekonomi orangtua terdampak.Dana-anak PBB (UNICEF)  memprediksikan jumlah anak yang mengalami wasting atau kekurangan gizi akut di bawah 5 tahun dapat meningkat secara global sekitar 15 persen karena Covid-19.

Sebagaimana disebutkan perwakilan UNICEF Debora Comini yang dilansir dari ANTARA, Selasa, 19 Januari 2021.

"Angka itu menunjukkan peningkatan risiko wasting. Pada saat yang sama, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami wasting akan lebih cenderung mengalami stunting atau kekerdilan," ujar Debora.

Baca Juga: Konsumsi Rorok, Berpotensi Stunting Pada Anak

Anak-anak dengan stunting dan wasting rentan terhadap gangguan perkembangan jangka panjang. "Covid-19 memukul keluarga yang paling rentan. Jika kita tidak segera meningkatkan layanan pencegahan dan perawatan untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi, kita berisiko melihat peningkatan penyakit dan kematian anak,” kata Debora Comini.

Dalam merespon Covid-19, UNICEF bekerja dengan pemerintah untuk melanjutkan layanan gizi untuk anak-anak dan keluarga yang rentan.

Sejumlah langkah dilakukan, termasuk pemantauan pertumbuhan, distribusi gizi mikro, dukungan bagi para ibu untuk pemberian makan bayi dan anak secara memadai, dan penapisan serta perawatan anak balita karena gizi buruk.

Baca Juga: Seluruh ASN dan Tenaga Honorer Wajib Divaksinasi Covid-19

Memang dibutuhkan langkah konkret untuk melindungi anak-anak dari ancaman tertular Covid-19. "Selain bahwa mereka adalah kelompok usia yang rentan, faktanya mereka juga adalah kelompok usia yang paling terdampak Covid-19 dalam berbagai sisi," ujarnya.

Tak hanya fisik yang rentan kekurangan nutrisi, namun dari segi psikis mereka kehilangan peluang untuk berinteraksi sosial dengan baik lantaran harus terkurung dalam rumah dan tak diizinkan sekolah.

Mereka pun sejatinya menunggu sampai saat vaksin Covid-19 bagi anak tersedia dan kekebalan komunal terbentuk hingga kebebasan menjadi milik mereka lagi.

Baca Juga: Menhub Targetkan 2021 Banjir Kahatek Teratasi, Ini Tanggapan Politisi Demokrat Kabupaten Bandung

"Tak bisa dipungkiri bahwa mereka adalah pemilik masa depan yang sesungguhnya, namun kini terancam akibat pandemi," katanya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah