Menristek Luncurkan Buku 'Digital Incubator Playbook', Buku Panduan Buat Start Up Ini Bisa Diunduh

- 2 Desember 2020, 14:26 WIB
MENRISTEK Bambang Soemantri Brodjonegoro saat peluncuran buku panduan bisnis digital
MENRISTEK Bambang Soemantri Brodjonegoro saat peluncuran buku panduan bisnis digital /istimewa/

Sayangnya, jumlah inkubator di Indonesia masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan peluang dan  sumber daya yang tersedia.

Baca Juga: Kemendikbud Buat Terobosan Seleksi Guru Honorer Jadi PPPK. Ini Lima Inovasinya

"Oleh karena itu, MIKTI meluncurkan Digital Incubator Playbook yangi berisi pengetahuan dan pengalaman MIKTI selama mengelola dan memgembangkan inkubator. Buku ini kami harapkan bermanfaat bagi lembaga penyelenggara inkubator maupun startup/inovator," ucapnya.

Bagi inkubator, buku ini dapat dijadikan pijakan untuk memetakan kembali layanan dan bimbingan yang diberikan pada start-up agar mereka dapat berkembang.

"Kami berikan  framework baru  terdiri atas 4 lapisan, yaitu outcome (hasil akhir yang diharapkan oleh pemiliki inkubator), output (inovasi model bisnis, inovasi teknologi dan pemecahan permasalahan di masyarakat), process (program inkubasi, pendanaan dan sinergi ekosistem), dan people (pengelola dan peserta program inkubasi)," katanya. Sementara bagi start-up, buku ini membantu memahami faktor risiko yang mereka hadapi.

Baca Juga: Penyaluran BOS Madrasah Swasta tahun 2021 Langsung Lewat Ditjen Pendis. Ini Alokasi Dananya

"Buku ini mengulas informasi dan pengetahuan dasar mengenai inkubator bisnis digital serta praktik terbaik dalam pengelolaannya. Buku ini juga dilengkapi oleh sejumlah lembar kerja (exercises) yang memudahkan pembaca untuk mengimplementasikan materi yang disajikan," katanya.

Menristek, Bambang Brojonegoro berharap buku ini bisa menjadi manual bagi para inkubator di Indonesia yang saat ini perannya sangat dibutuhkan untuk mendukung dan menumbuhkembangkan kewirausahaan dalam bentuk start-up di Indonesia.

"Peluang ekosistem start-up di dunia mencapai $3 triliun. Jakarta termasuk ranking dua emerging ekosistem di dunia, lebih baik dibanding Kualalumpur, Manila, dan Bangkok, tetapi belum diimbangi dengan jumlah wirausaha di Indonesian yang saat ini baru mencapai 3% dari jumlah penduduk," katanya.

Baca Juga: Mendesak, Ribuan Warga Pengungsi Letusan Gunung Ili Lewotolok NTT, Butuh Masker

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah