Kasus Covid-19 Bertambah, Sampah Medis pun Naik 50 Persen

15 November 2020, 12:38 WIB
Salah satu limbah medis yang dibuang di TPA Bantanr Gebang Bekasi /Sri Cahya Lesatari/

JURNAL SOREANG- Pandemi Covid-19 bukan hanya menyenabkan penambahan warga yang positif terkena virua tersebut, namun menyebabkan pula kenaikan volume limbah medis. Tak tanggung-tanggung kenaikan limbah medis selama pandemi sekitar 30-50 persen dari biasanya.

"Total limbah infeksius Covid-19 sampai 15 Oktober 2020 mencapai 1.662,75 ton," kata Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, seperti dikutip ANTARA, Sabtu,14 November 2020.

Dia merujuk data berdasarkan laporan dari 34 provinsi di Indonesia, sampai 15 Oktober 2020, tercatat ada 1.662,75 ton limbah Civid-19.

Baca Juga: Kisruh, Usai Debat Terbuka Pilbup Bandung, Pendukung Bedas Protes

"Kenyataan tersebut membuat penanganan limbah medis terutama di saat pandemi harus dilakukan dengan lebih serius, karena limbah medis Covid-19 masuk dalam kategori infeksius dan bisa menjadi mata rantai penularan penyakit tersebut," katanya.

Vivien mengatakan limbah yang dihasilkan dari perawatan Covid-19 masuk dalam kategori B3 yang pengelolaannya harus dari hulu ke hilir dengan pengelolaan spesifik dan tercatat dari pembuatan sampai akhirnya dimusnahkan.

"KLHK telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri LHK tentang Pengelolaan Limbah Infeksius dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Covid-19 sejak awal kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia pada Maret 2020," katanya.

Baca Juga: Kantong Plastik Bukan tempat sampah. Ini Lho Cara Gunakan Kantong Plastik yang Benar

Sementara itu, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr Kirana Pritasari menyatakan dukungan dari semua sektor diperlukan dalam penanganan limbah medis, sebab saat peningkatan limbah medis secara signifikan akibat pandemi menimbulkan tantangan dalam penanganannya.

"Beberapa masalah itu, antara lain kesenjangan antara kapasitas pengolahan dan timbunan limbah yang muncul, distribusi fasilitas pengolahan, koordinasi antara instansi dan peran pemerintah daerah serta isu mengenai pembiayaan," katanya.

Peningkatan kapasitas pengolahan belum dapat menjawab tantangan yang ada tanpa distribusi yang merata di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Doa yang Diajarkan Nabi pada Abu Bakar. Bisa Diamalkan Nih

"Akselerasi pengolahan limbah medis dapat berhasil manakala semua instansi terkait dan pemangku kepentingan berkoordinasi sesuai dengan kewenangan masing-masing," kata dr Kirana.***

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler