TNI vs Covid-19, Dari Mahasiswa Wuhan, ABK Diamond Princess Sampai Pasien yang Ingin Bunuh Diri

10 November 2020, 23:33 WIB
Dialog “Berjuang dan Berbakti Menyembuhkan Negeri dari Pandemi” /

 

JURNAL SOREANG – Tak hanya dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain, TNI dan Polri pun tak kalah berjasa dalam penanganan Covid-19 yang melanda negeri sejak awal 2020.

Bahkan, TNI yang biasanya menjaga perbatasan negara, kini pun turun tangan terlibat dalam penanganan pandemi COVID-19.

Di awal pandemi, misi pertama TNI adalah merelokasi mahasiswa Indonesia dari Wuhan ke Kepulauan Natuna.

Baca Juga: Salut! Mereka Rela Tinggalkan Keluarga dan Bertaruh Nyawa Perangi Covid-19 di Garis Depan

Setelah itu, mereka pun harus menangani Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia di kapal pesiar Diamond Princess asal Jepang yang disandarkan di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu.

Semua misi itu tentunya tak berbeda jauh dengan misi peperangan di medan pertempuran.

Meskipun bukan berhadapan dengan tentara musuh yang memegang senjata, namun resiko paparan virus Korona dari para mahasiswa yang baru kembali dari Wuhan serta para ABK Diamond Princess juga tak kalah berbahaya.

Baca Juga: Pertaruhkan Banyak Hal Demi Kesehatan Masyarakat, 2 Sosok Ini Layak Disebut Pahlawan.

Tak berhenti sampai di situ, bersama Polri, nakes dan relawan lain, TNI pun kini masih terus ikut serta dalam mengelola Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC)  Wisma Atlet, Jakarta.

Salah seorang anggota TNI yang memegang tanggung jawab besar di tempat itu adalah Letnan Kolonel Marinir Muhammad Arifin, selaku Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet.

Dalam acara Dialog Produktif bertema “Berjuang dan Berbakti Menyembuhkan Negeri dari Pandemi” yang digelar oleh Komite Penangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa 10 November 2020, Arifin bercerita banyak tentang perjuangannya di garis depan perang melawan virus korona.

Baca Juga: Hore! Warga Sumedang Dapat Hibah Produk Inovaasi Telkom University (Tel-U)  

Menurut Arifin, di awal masa pandemi pasien positif Covid-19 yang banyak masuk ke RSDC Wisma atlet, memiliki beragam latar belakang,.

“Kendala-kendalanya banyak. Tapi, karena kita kebetulan punya pengalaman bagaimana menangani pasien COVID-19 secara psikologis di Natuna dan Sebaru, ini menjadi modal awal kita untuk melaksanakan tugas di RSDC Wisma Atlet. Bagaimana kita mendukung para pasien COVID-19 ini supaya mentalnya tidak jatuh,” kata Arifin.

Arifin mengakui bahwa pada awalnya, menerapkan protokol kesehatan di RSDC Wisma Atlet tidaklah mudah.

Baca Juga: Tel-U Raih Anugerah Perguruan Tinggi Inovatif dari Kemenristek dan BRIN 

Soalnya ketika itu, pemahaman para pasien untuk menerapkan protokol kesehatan masih sangat rendah.

Belum lagi, kata Arifin, gangguan secara mental membuat tak sedikit pasien yang mengalami stres, bahkan sampai timbul keinginan untuk bunuh diri.

“Timbulnya tekanan pada diri pasien karena berkali-kali diuji Swab tidak menunjukkan hasil yang baik. Apalagi saat itu kondisinya sedang bulan puasa, pasien ingin pulang untuk lebaran di kampungnya, tapi karena tidak bisa pulang justru menambah beban pikiran”, kata Arifin.

Baca Juga: KPK Resmi Menahan Bupati Labuhanbatu Utara Khairuddin Syah Sitorus 

Meskipun demikian sebagai seorang prajurit, Letkol Arifin meyakini bahwa kepercayaan yang diberikan adalah sebuah kehormatan dan menjadi modal baginya untuk mengatasi berbagai kesulitan di lapangan.

Begitu pula dengan semangat yang dibawa oleh Nakes dan relawan yang tergerak hatinya untuk mengabdi di RSDC Wisma Atlet, juga menjadi semangat bagi Arifin.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler