Pulang Sekolah Gunakan Perahu Kecil, Sejumlah Siswa SMA di Morotai Tengelam, Pemerintah Tidak Tepati Janji

14 November 2023, 05:35 WIB
llustrasi siswa mengalami kecelakaan laut saat Pulang Sekolah Gunakan Perahu Sampan./pixabay/geralt /

 

JURNAL SOREANG - Sejumlah siswa-siswi SMA di desa Saminyamau, Kecamatan Pulau Rao, Kabupaten Pulau Morotai Maluku Utara, harus menyebrangi laut dengan perahu sampan karena tidak ada fasilitas yang disediakan oleh Pemda Morotai maupun pemerintah pusat.

Hal itu terjadi bukan baru pertama kali, tapi sudah berulangkali. Karena tidak ada fasilitas yang disediakan siswa-siswi di sana harus mengunakan perahu sampan agar bisa sampai ke sekolah.

Bahkan mereka yang hendak pulang sekolah mengunakan perahu sampan yang berukuran kecil sempat mengalami kecelakaan di laut.

Baca Juga: Ukuran Besar Serangga di Australia yang Harus Diketahui Calon TKI di Negeri Kanguru

Kecelakaan perahu sampan tersebut terjadi diketahui, pada, Selasa 7 November 2023 lalu.

"Iya, itu hari Selasa lalu dia punya kejadian itu tong (kami) pulang sekolah itu jam 13.45 dari Posi-posi Rao menuju ke Saminyamau," kata FL salah satu siswa yang mengalami kecelakaan saat dihubungi JurnalSoreang dari Daruba, Senin 13 November 2023.

Yang mengalami kecelakaan di laut, kata dia, tidak hanya dirinya. Tapi bersama beberapa temannya.

"Itu yang tenggelam tiga orang saja," ujarnya dengan nada sedih.

Baca Juga: Tampil di Drakor The Matchmakers, Begini Karakter Rowoon

Lebih lanjut ia mengungkapkan, sejauh ini ia dan teman-temannya tidak pernah mendapatkan perahu dari pemerintah padahal sebelumnya pemerintah telah menjanjikan akan memberikan bantuan perahu untuk digunakan sebagai alat transportasi ke sekolah maupun pulang sekolah.

Namun ia membeberkan, hingga kini apa yang yang telah dijadikan tidak pernah diberikan.

"Trad cuman baru-baru saja dong bilang-bilang mau kase perahu tapi tra ada sampe ini (tidak ada hanya saja beberapa waktu lalu pihak pemerintah pernah menjanjikan akan memberikan perahu namun sampai sekarang perahunya tak kunjung datang)," jelasnya.

Untuk sampai ke sekolah, ia dan teman-temannya tidak hanya melewati laut namun ia, dan teman-temannya harus berjalan kaki kurang lebih 2 kilometer agar bisa samapi ke sekolah.

Baca Juga: Ini Biodata dari Siti Atikoh dan Muhammad Zinedine Alam Ganjar, Istri dan Anak Ganjar Pranowo

Hal itu lantaran tidak ada bus sekolah yang mengantar ia dan teman-temannya.

Lantaran tidak bus, ia dan teman-temannya mulai pergi ke sekolah pukul 06.00 WIT.

"Jam 6 pagi tong (kami) berangkat dari Saminyamau, kesana naik perahu di kostor dulu baru tong (kami) jalan kaki lagi, jaraknya sekitar 2 kilometer," ucapannya.

Ia berharap agar pemerintah bisa memberikan mereka perahu agar ia dan teman-temannya bisa gunakan untuk pergi dan pulang sekolah.

Baca Juga: Tingkatkan Pemahaman tentang Klasifikasi Kelas UMKM Berdasarkan Omsetnya di Indonesia

"Tong pe harapan itu asal ada perahu, supaya bisa antar-jemput pe torang biar cuman di kostor saja me tra apa-apa," harapnya. ***

 

Editor: Josa Tambunan

Tags

Terkini

Terpopuler