Soal Ribuan Ikan yang Ditemukan Mati di Pantai Sasa, Begini Penjelasan DLH Kota Ternate, Apa Penyebabnya?

12 September 2023, 21:45 WIB
Soal Ribuan Ikan Yang Ditemukan Mati di Pantai Sasa! Begini Penjelasan DLH Kota Ternate. // ANTARA/.

 

JURNAL SOREANG - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, Maluku Utara akhirnya menjelaskan terkait matinya ribuan ikan  di Pantai Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, pada Minggu 10 September 2023 lalu.

Penjelasan ini disampaikan langsung Kepala (Kadis) DLH Kota Ternate,Tonny S. Pontoh melalui Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Ternate, Syarif Tjan, mengatakan setelah mendengar informasi masyarakat dari adanya ikan yang mati di perairan Sasa, langsung merespons turun ke lokasi.

Syarif memaparkan ada tiga dugaan yang membuat fenomena ribuan ikan tiba-tiba mati di Pantai Sasa.

Baca Juga: Jadwal Hong Kong Open 2023, Besok, 13 September 2023, 10 Wakil Indonesia Beraksi di Hari Kedua, Ini Rinciannya

Pertama, biasanya ikan mati umumnya karena mengkonsumsi limbah organik, ketika sudah terlalu berlebih, maka terjadi ledakan plankton.

"Pertama kami masih menduga-duga ini adalah kelebihan animo organik di pantai pantai yang mengakibatkan terjadinya ledakan plankton. Jadi limbah organik ini bagus untuk makan ikan tapi jika sudah banyak sekali dan melebihi daya dukung perairan maka dia akan menyebabkan ledakan plankton," kata dia, Senia 11 September 2023 seperti dikutip JurnalSoreang.com.

Selain itu, penyebab lainnya dipicu oleh  plankton banyak mengambil oksigen sehingga produksi sehingga ikan itu mengalami kesulitan bernapas. Itu prakiraan pertama.

Sementara praduga kedua, menurut Syarif fenomena tersebut terjadi biasanya akibat perubahan suhu perairan dari pemanasan global.

Baca Juga: Rancangan Perubahan APBD 2023: Bey Machmudin Optimis Pendapatan Daerah Akan Meningkat Pesat

“Praduga kedua, adanya perubahan suhu perairan akibat pemanasan global sehingga ikan tidak mampu beradaptasi,” tambahnya.

Kemudian praduga ke 3 yakni masuknya unsur lain ke dalam habitat ikan dan praduga ini yang kini di selidiki oleh DLH Ternate.

"Yang ketiga, masuknya elemen lain ke dalam habitat ikan itu, itu yang kami lagi cari. Jadi iya memang ada kontaminasi untuk sumber pencemarnya dari mana dia berasal? Nah itu yang di laboratorium parameter kualitas udara," jelasnya.

Syarif melanjutkan DLH Kota Ternate telah mengambil sampel di 2 titik perairan Pantai Sasa dan telah dikirim ke Manado, Sulawesi Utara untuk diuji laboratorium.

"Jadi yang kami ambil kemarin itu di dua titik di lokasi sebelah utara dan sebelah selatan dan sudah kita kirim ke Manado ke Wilen mungkin 10 hari baru ada hasilnya baru kita sampaikan ke publik," jelasnya.

Menurutnya, jika peristiwa ini merupakan pencemaran limbah organik maka akan menelusuri sumber asalnya.

Baca Juga: Baru Saja Pulang dari India, Presiden Jokowi Langsung Kunjungi Cilegon, Banten, Ini Agendanya

“Memang ada 2 pabrik tahu yang memiliki potensi mencemari lingkungan di situ mereka sudah punya instalasi pengolahan air limbah cuma nanti kita lihat apakah mereka olah instalasi itu secara maksimal atau tidak maksimal nanti kita melakukan pendampingan”

"Ini kami mencari solusi terbaik yang pak wali Kota itu sudah memerintahkan kami untuk segera merespons kejadian yang dianggap luar biasa ini," tandasnya.

Syarif juga mengatakan fenomena ini merupakan kali pertamanya dan DLH Ternate akan mencari tahu alasannya.

"Intinya kami ingin kejadian semacam ini tak terulang lagi dengan melakukan langkah - langkah upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan hasil dari uji laboratorium dan pastinya kita tunggu hasil dari laboratorium"

“imbauan saya kepada masyarakat kalau buang sampah itu pada tempatnya dan jangan dibuang ke kali mati, karena bisa menjadi limbah organik yang sangat berbahaya karena dia bisa menghasilkan neptang dan berpotensi untuk gas rumah kaca,” tutupnya. ***

Editor: Nasichatul Ma'Ali

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler