Pegawai KAI Terduga Teroris Sudah Terpapar Paham Terorisme Sejak Belia

16 Agustus 2023, 12:17 WIB
Polri mengungkap, DE sudah bergabung dengan jaringan terorisme sejak tahun 2010, jauh sebelum jadi karyawan PT KAI. /Antara

JURNAL SOREANG - Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Seregar menjelaskan DE, tersangka dugaan tindak pidana terorisme yang ditangkap di Bekasi Utara, sudah terpapar paham terorisme sejak belia.

Pasalnya, menurut Aswin DE pernah bergabung dengan kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Barat (MIB) di Bandung, yang dipimpin oleh WM sejak 2010. Pada saat itu, Aswin mengungkap bahwa usia DE masih 19 tahun.

Dari data yang beredar, Aswin mengatakan DE merupakan seorang pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang transportasi perkeretaapian yang bekerja di PT Kereta Api Indoneia (KAI) yang lahir pada tahun 1995.

Baca Juga: Gabung dengan Jaringan Terorisme Sejak 2010, Polri: DE Sudah Jadi Teroris Sebelum Masuk PT KAI

"Tadi seperti saya bilang, terpapar atau keterlibatan dia itu dimulai dari 2010 ketika dia menjadi jamaah di MIB," kata Aswin dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2023.

Aswin menjelaskan kelompok MIB di Bandung telah bubar setelah pimpinannya WM ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.

Namun, lanjut Aswin, jamaah kelompok MIB tersebut bubar dan menyebar, yang salah satunya adalah DE.

Usai MIB bubar, Aswin mengatakan DE berselancar memanfaatkan ruang media sosial untuk aktif melakukan propaganda serta menyebarkan konten-konten jihad dan baiat.

Baca Juga: Harry Maguire Batal Pergi Dari Manchester United, Gaji Jadi Permasalahannya

2014 DE Mengatakan Baiat kepada ISIS

Pada tahun 2014, DE pertama kali menyatakan baiat kepada Amir Islamic State Abu Al Husain atau ISIS. Kemudian DE bergabung sebagai pegawai BUMN pada tahun 2016.

"Mulai dari situ, melakukan aktivitas-aktivitas, persiapan-persiapan. Jadi, yang bersangkutan melakukan pelatihan, kemudian melakukan pengumpulan peralatan yang dibutuhkan," tuturnya.

Di media sosial, lanjut Aswin DE juga dikenal aktif untuk menyebarkan propaganda aksi terorisme.

Baca Juga: Darurat Polusi Udara, Kemenkes Ungkap 2 Penyebab: Ada Sumber Bergerak dan Sumber Diam

Bahkan, menurut Aswin, beberapa akun miliknya pernah dilaporkan dan ditutup oleh Facebook dan YouTube.

Namun, seperti pelaku-pelaku lainnya, kata Aswin, DE tidak kapok dengan penutupan akun tersebut dan justru membuat akun-akun baru dengan akses pribadi (private).

Puncak Kebencian DE Terungkap

Puncaknya, ketidaksukaan (ghirah) DE muncul sekitar tiga pekan terakhir. Pada saat itu DE semakin bergairah menyebarkan ajakan atau imbauan untuk melakukan amaliyah (bunuh diri) atau melakukan aksi terorisme.

"Sehingga, pesan-pesan tersebut dilakukan secara private menggunakan timer messege," katanya.

Baca Juga: Kolaborasi dengan BPBD! PDAM Ciamis Terus Layani Kebutuhan Air Bersih untuk Non Pelanggan

"Sehingga, setelah sampai kepada si penerima, lalu dibuka, dan langsung hilang dari server atau dari jaringan," ujar Aswin dikutip dari Antara.

Saat ini, penyidik Densus 88 Antiteror Polri sedang mendalami unggahan pesan pribadi yang dikirimkan DE dari akun media sosial miliknya.

Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE, Senin, 1r Agustus 2023 pukul 12.17 WIB, di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara.***

Editor: Rustandi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler