Gunung Merapi Muntahkan Lahar 34 Aliran dan Guncangkan Gempa 175 Kali

2 Juni 2023, 07:32 WIB
Aktifitas Merapi kembali meningkat semalam degan memuntahkan lava dan guncangkan gempa /BPPTKG

 

 

JURNAL SOREANG, SLEMAN –  Observatorium Gunung Merapi mencatat 34 aliran lahar selama 12 jam, mulai Kamis (1/6/2023) pukul 18.00 semalam dan berakhir pada Jumat (2/6/2023) pukul 06.00 pagi tadi.

 

Lava jatuh ke arah barat daya atau ke arah Sungai Bebeng, dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter dari puncak.

 

Rachmad Widyo Laksono, pejabat di Observatorium Gunung Merapi, mengatakan dalam laporannya Jumat pagi bahwa 175 gempa terdeteksi bersama dengan aliran lava pijar.

Baca Juga: Membanggakan : PTDI Ekspor Pesawat NC212i ke Thailand untuk Pembuatan Hujan Buatan 

Menurut Rachmad, gempa terbesar adalah gempa yang terjadi pada saat letusan sebanyak 130 kali dengan amplitudo maksimum 70 milimeter dan durasi maksimum 259,12 detik.

 

Gempa ini diikuti oleh 32 kali gempa multiphase lainnya atau hybrid dengan amplitudo maksimum 24 milimeter dan durasi maksimum 259,12 detik.

 

Sementara, gempa vulkanik dangkal terjadi sebanyak 11 kali, dengan amplitudo maksimum 80 milimeter dan durasi 63,52 detik.

Baca Juga: UGM Masuk 50 Besar Universitas Terbaik Dunia Versi THE Impact   

“Sepanjang malam cuaca cerah, kemudian berubah jadi mendung. Angin lemah hingga sedang dari arah timur dan barat. Suhu udara 16,3-27 °C, kelembaban 53-94,1% dan tekanan udara 768,6-921,5 mmHg,” kata Rahmad.

 

Gunung Merapi saat ini masih berstatus siaga atau level tiga. “Potensi bahaya saat ini berupa aliran lahar dan awan panas di sektor selatan-barat daya antara lain sungai Boyong sejauh 5 km, sungai Bedog, Krasak, dan sungai Bebeng sejauh 7 km.”

 

“Sektor tenggara meliputi sungai Woro sampai 3 km dan sungai Gendol sampai 5 km. Sementara itu, jika terjadi letusan eksplosif, semburan material vulkanik dapat mencapai radius tiga kilometer di sekitar puncak," ujarnya.

Baca Juga: Bisakah Daun Bidara Jadi Cara Efektif Mengatasi Gangguan Santet Bau Tinja? Begini Fakta Sebenarnya  

Pemerintah dan masyarakat disarankan untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang berpotensi berbahaya, tetapi bisa melanjutkan aktivitasnya secara normal. ***

 

*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang 

 

 

 

 

 

Editor: Drs Tri Jauhari

Sumber: BPPTKG

Tags

Terkini

Terpopuler