JURNAL SOREANG- Tragedi memilukan ini, diceritakan oleh salah seorang yang mengaku suporter Arema FC yang berhasil keluar Stadion Kanjuruhan dengan selamat.
Dari cerita yang dipaparkan oleh pemilik akun Twitter @LIBRA_12 tragedi olahraga Arema Kanjuruhan Malang ini, sangat memilukan.
Usai laga antara Arema FC vs Persebaya, menurut akun Twitter @LIBRA_12, suasana sangat tegang dan ricuh.
Baca Juga: Saksi Selamat, Beberkan Kronologis Kejadian Usai Laga Arema FC vs Persebaya
Oknum suporter nampak terlihat berbondong-bondong turun ke lapangan dari berbagai sisi.
Untuk mengantisipasi kericuhan tersebut, aparat beberapa kali menembakan gas air mata ke arah suporter yang ada di lapangan.
Asap yang mengepul, yang disinyalir berasal dari gas air mata yang di tembakan aparat, nampak mengepung Stadion Kanjuruhan Malang malam itu.
Dalam situasi tersebut, oknum suporter dari selatan dan utara, nampak silih berganti terlihat menyerang aparat yang ada di lapangan.
Di sela-sela lemparan yang dilakukan para oknum suporter tersebut, juga terjadi aksi tembakan-tembakan yang diduga adalah gas air mata.
Menurut penuturan yang di ungkapkan oleh akun Twitter @LIBRA_12, terhitung puluhan gas air mata sudah di tembakan ke arah suporter.
Baca Juga: Gas Air Mata, Jadi Sorotan di Insiden Kericuhan Yang Terjadi di Laga Arema FC vs Persebaya, Ada Apa?
Pada setiap sudut lapangan, menurut penglihatannya sudah nampak dikelilingi oleh asap gas air mata.
Bahkan, ada juga yang langsung ditembakan kearah tribun penonton, yaitu di tribun 10.
Tembakan gas air mata ke arah suporter nampaknya membuat panik dan membuat suasana tampak semakin ricuh.
Kepanikan tersebut, sontak saja membuat para suporter yang ada di Stadion Kanjuruhan waktu itu panik dan mencari jalan keluar.
Namun sayang, kala itu menurut akun Twitter @LIBRA_12 pintu masuk nampak sudah penuh sesak oleh para suporter yang berebut untuk keluar Stadion.
Membaca penuturan yang diungkap oleh akun Twitter @LIBRA_12 terkait tragedi olahraga Arema Kanjuruhan Malang.
Bisa dibayangkan, betapa memilukannya situasi yang ada di dalam Stadion Kanjuruhan pada malam itu.
Mudah-mudahan, kejadian ini merupakan tragedi yang terakhir dalam dunia sepakbola Indonesia.***