Erupsi Gunung Krakatau, Statusnya Level 3 atau Wapada, Dilarang Mendekat Radius 2 Kilometer dari Puncak Kawah

10 Juni 2022, 20:48 WIB
Ilustrasi letusan Gunung Krakatau. Sejarah 20 Mei, Gunung Krakatau Meletus Dahsyat, Letusan Terdengar Hingga Australia, 36.000 Jiwa Melayang. /@trainz_regional_division_4

JURNAL SOREANG - Pasca sempat menurun, aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda kembali erupsi.

Gunung Anak Krakatau mengeluarkan lava pijar dan abu vulkanik setinggi 500 meter, pada Kamis (9/6/2022) malam.

Melihat rekaman CCTV, Gunung Anak Krakatau terlihat gunung tertutup kabut 0-III. Sementara, untuk asap kawah tidak teramati.

Krakatau (atau Rakata) adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, tepatnya di perairan Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatra.

Baca Juga: Tim Basket Putra Indonesia Cetak Sejarah Raih Medali Emas di SEA Games 2021 Kalahkan Juara Bertahan Filipina!!

Nama ini juga disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusan kataklismik pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

Pada tahun 2019, kawasan yang sekarang merupakan cagar alam ini memiliki empat pulau kecil: Pulau Rakata, Pulau Anak Krakatau, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang (Rakata Kecil).

Berdasarkan kajian geologi, semua pulau ini berasal dari sistem gunung berapi tunggal Krakatau yang pernah ada di masa lalu.

Gunung Krakatau dikenal dunia karena letusan yang sangat dahsyat pada tahun 1883.

Baca Juga: Menyesal! Pemain Judi Slot Online: Menang 4 Juta diawal, Hingga Saat Sudah Rugi 9 Juta, Tapi Susah Berhenti

Awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia.

Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer.

Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.


Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Baca Juga: Roy Shakti: Penipuan Mengatasnamakan Bank Memakai Iklan Bersponsor, Jangan Pernah Kasihkan OTP

Pada 9 Juni 2022 Gunung Krakatau mengalami erupsi kembali.

Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak Kamis malam  9 Juni 2022, tercatat sudah mengalami 15 kali gempa dengan rincian 1 kali gempa letusan dengan amplitudo 55 mm.

Sedangkan, gempa hembusan dengan amplitudo 6-20 mm untuk lama gempa 13-56 detik, 1 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 7 mm dan 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 2-30 mm.

Sekarang, Gunung Anak Krakatau masih dalam level 3 atau waspada wisatawan dan nelayan dilarang mendekat dalam radius 2 kilometer dari puncak kawah.***

Editor: Desi Nurhayati

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler