JURNAL SOREANG - Patung Dirgantara ini terletak di Kota Jakarta Selatan, dan biasa dikenal dengan sebutan Patung Pancoran.
Patung Dirgantara Pancoran ini memiliki fakta sejarah menarik yang tidak diketahui oleh banyak orang.
Sosok dibelakang pembangunan Patung Dirgantara Pancoran adalah seniman patung Edhi Sunarso, dan idenya dicetuskan oleh Bung Karno.
Baca Juga: Tulang Manusia, Jeruk Nipis, dan Ketan Jadi Bahan Pembangunan Tembok Besar China?
Diketahui gagasan pembangunan Patung Dirgantara Pancoran ini mencuat pada tahun 1964-1965.
Patung ini dibuat sebagai monumen yang dapat mempresentasikan sebagai sebuah bentuk penghormatan kepada para Pahlawan Penerbang Tanah Air.
Mulanya, Edhi merancang Patung Pancoran dengan figur seorang lelaki berotot dengan sehelai kain terjuntai di bagian bahu yang seolah tertiup angin.
Dan Bung Karno pun menyetujui gagasan rancangan tersebut.
Akan tetapi, ketika Edhy ingin menambahkan pesawat untuk digenggam oleh patung tersebut, Bung Karno menolaknya.
Alasannya karena pesawat yang akan digenggam oleh patung itu seperti mainan anak-anak.
Untuk membangun patung tersebut, biaya yang dibutuhkan mencapai Rp12 juta, diluar biaya tiang penyangga.
Pemerintah kemudian menggelontorkan uang muka Rp5 juta untuk pembangunannya, sementara Bung Karno merogoh kocek Rp1 juta dari kantong pribadinya.
Namun peristiwa G30SPKI 1965 berimbas pada tertundanya pemasangan patung pada tiang penyangga.
Sekitar tahun 1970, Bung Karno menanyakan nasib pembangunan patung tersebut kepada Edhy.
Kepada Bung Karno, Edhy bercerita bahwa dirinya sudah kehabisan uang, bahkan utangnya pun belum terbayar dan rumahnya disegel.
Mendengar cerita itu, Bung Karno kemudian menjual mobil pribadinya.
Dan uang sebesar Rp1,75 juta dari hasil penjualan mobil diserahkan kepada Edhy untuk perampungan pemasangan patung itu.
Ketika patung kembali dipasang, Bung Karno sempat menyambingnya, namun pada saat itu kondisinya sedang kurang sehat.
Pada 21 Juni 1970, Edhy yang tengah bekerja di puncak patung, melihat iring-iringan mobil jenazah yang melintas dibawahnnya.
Rupanya iring-iringan itu membawa jenazah Bung Karno dari Wisma Yaso menuju Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk diterbangkan ke Blitar.
Pada akhirnya, Soekarno tidak pernah benar-benar melihat hasil akhir patung yang digagasnya.
Patung Dirgantara Pancoran merupakan tokoh dari pewayangan, yaitu Gatotkaca.
Patung ini terbuat dari material perunggu, dengan berat patung yang mencapai 11 ton.
Patung Dirgantara Pancoran ini memiliki tinggi 11 meter, ditambah kaki penyangga patung setinggi 27 meter yang terbuat dari beton.
Jika ditotal, maka Patung Dirgantara Pancoran ini memiliki tinggi 38 meter.***