Jadi Pedagang Kecil Sampai Kuli Bangunan, Para Mantan Atlet Curhat ke Gus Muhaimin

2 September 2021, 14:22 WIB
Diskusi virtual bersama Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin), dengan tema ”Perlindungan Kesejahteraan bagi Pelatih, Pemain, dan Pengurus Sepakbola Indonesia", Rabu, 1 September 2021. /Jurnal Soreang /dpr.go.id

JURNAL SOREANG - Para atlet dan mantan atlet sepakbola yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menjalin silaturahmi dengan Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar melalui Zoom Meeting.

Dalam pertemuan virtual bertajuk Perlindungan Kesejahteraan bagi Pelatih, Pemain, dan Pengurus Sepak bola Indonesia tersebut, para mantan atlet berkesempatan menyampaikan keluhannya kepada Gus Muhaimin.

Wakil Presiden Komite Eksekutif APPI, Andritany Ardhiyasa mengatakan, kehidupan atlet sepak bola saat ini sangat memprihatinkan akibat berhentinya kompetisi sementara sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: Mantan Atlet Curhat Soal Jaminan Hari Tua dan Kesehatan, Gus Muhaimin akan Lakukan Tiga Langkah

"Alhamdulillah, 27 Agustus lalu, sepak bola kembali dan semangat sepak bola ada lagi," kata Andritany, sebagaimana dikutip dari dpr.go.id yang diunggah pada Rabu, 1 September 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Andritany menyampaikan bahwa risiko pesepakbola banyak yang kurang beruntung dan tidak memiliki penghasilan tetap setelah pensiun.

"Ketika di puncak karier, mereka dielu-elukan, disanjung-sanjung. Tapi ketika sudah pensiun, banyak sekali yang saat ini, banyak yang cuma menjual teh botol atau menjual makanan-makanan ringan," tuturnya.

Mantan penjaga gawang Timnas Indonesia itu menilai, seorang atlet ketika pensiun seperti tidak diperhatikan lagi oleh negara.

Baca Juga: Peringati HUT DPR RI ke-76, Puan Maharani Anggap Kritik dari Rakyat Sebagai 'Vitamin'

Bahkan, penjaga gawang yang ikut mengantarkan Timnas U-23 meraih medali perak di ajang SEA Games 2011 mengatakan, ada atlet yang saat pensiun terpaksa bekerja sebagai kuli bangunan.

"Faktanya seperti itu. Banyak kemarin kita lihat, ada seorang atlet dayung, dia mendapatkan banyak medali ketika aktif, tapi sata ini mereka hanya menjadi kuli bangunan, itu kan sangat prihatin," ungkapnya.

Dia berharap, pemerintah bisa memberikan solusi bagi masa depan atlet, baik ketika sudah pensiun atau ketika masih menjadi atlet, mengingat tidak semua klub di Indonesia melindungi pemainnya dengan asuransi seperti BPJS TK.

"Apakah ada jaminan setelah pensiun diberikan sesuatu untuk si atlet agar bisa menjalankan hidupnya setelah tidak menjadi seorang atlet? Risiko terbesar kita adalah cidera. Itu bisa mengakhirkan atau membuat karir kita terpuruk," ujar Andritany.

Baca Juga: Harga Cabai Petani Indonesia Terjun Bebas, Komisi IV DPR RI: Pemerintah Jangan Impor Terus!

Senada dengan Andritany, anggota Komite Eksekutif APPI, Bima Sakti mengatakan, pihaknya berharap ke depan ada pengakuan profesi atlet. Sebab, dalam UU Ketenagakerjaan, atlet belum masuk sebagai sebuah profesi yang diakui.

"Ada kasus di klub Gresik, begitu ke Disnaker kita ditolak. Mohon Pak Muhaimin ke depan kami masuk BPJS Ketenagakerjaan sehingga kita tak takut. Ada uang pensiun, ada jaminan sebagai pemain dan pelatih," harap Bima Sakti.

Sementara itu, Presiden Komite Eksekutif APPI, Firman Utina menyampaikan rasa senangnya bisa bertatap muka dengan Gus Muhaimin dan menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapi atlet atau mantan atlet.

"Sebagai seniman lapangan hijau yang keluh kesah di sepak bola Tanah Air, sangat berharap adanya pertemuan virtual ini, berbincang-bincang dengan Bapak Gus Muhaimin," tutur Firman.***

Editor: Rustandi

Sumber: dpr.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler