Sikapi Kasus Pelecehan, Ketua KPI Agung Suprio Ambil Tindakan Tegas, Berikut Penjelasannya

2 September 2021, 10:24 WIB
Potret Ketua KPI Pusat, Agung Suprio /Azmy Yanuar Muttaqien /Instagram @agung_suprio

JURNAL SOREANG - Ketua KPI Pusat, Agung Suprio menjelaskan dugaan pelecehan seksual dan perundungan Pegawai nya akan ditindak lanjut dengan tindakan tegas. 

Dikutip Jurnal Soreang dari situs resmi KPI (kpi.go.id), Rabu malam 1 September 2021, Berikut pernyataan lengkap Agung :

Menyikapi beredar informasi di tengah masyarakat terkait kasus dugaan pelecehan seksual  dan perundungan (bullying) yang terjadi di lingkungan kerja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat. Maka, kami menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

Baca Juga: Kasus Pelecehan di KPI, MS Minta Presiden Jokowi Bertindak: Saya Bertahan Demi Gajian

1. Turut prihatin dan tidak menoleransi segala bentuk pelecehan seksual, perundungan atau bullying terhadap siapapun dan dalam bentuk apapun. 

2. Melakukan langkah-langkah investigasi internal, dengan meminta penjelasan kepada kedua belah pihak. 

3. Mendukung aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti kasus tersebut sesuai ketentuan yang berlaku. 

4. Memberikan perlindungan, pendampingan hukum dan pemulihan secara psikologi terhadap korban.

Baca Juga: Korban Pelecehan Minta Bantuan Hotman Paris dan Deddy Corbuzier, Responnya Mengejutkan

5. Menindak tegas pelaku apabila terbukti melakukan tindak kekerasan seksual dan perundungan (bullying)  terhadap korban, sesuai hukum yang berlaku.

Sebelumnya diberitakan, MS pun membuat surat terbuka untuk meminta tolong kepada Presiden Jokowi menemukan solusi penyelesaian yang terbaik.

"Tolong Pak Jokowi, Saya Tak Kuat Dirundung dan Dilecehkan di KPI, Saya Trauma Buah Zakar Dicoret Spidol oleh Mereka," tuturnya.

"Saya hanya ingin mencari nafkah di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI Pusat), saya hanya ingin bekerja dengan benar, menunaikan tugas dari pimpinan," tambahnya kemudian.

Baca Juga: Heboh! Pegawai KPI Mengaku Dilecehkan Sesama ASN, Alat Kelaminnya Dicoreti Spidol

MS pun mengaku tujuannya bertahan adalah demi menerima gaji sebagai hak dan membeli susu bagi anak semata wayangnya.

Sebelumnya diberitakan, MS menjelaskan panjang lebar bahwa sejak awal ia bekerja pada 2012 silam, ada rekan kerja senior yang mengintimidasi dan memaksa dirinya.

"Sepanjang 2012-2014, selama 2 tahun saya di-bully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan senior," kata MS.

Layaknya budak dan pembantu, MS dipaksa untuk membeli makan dan merasa diperlakukan secara rendah sekaligus ditindas oleh rekan-rekan kerjanya sendiri.

Baca Juga: Tayangkan Lesti Kejora dan Rizky Billar (Leslar) Hingga 7 Jam, KPID Jawa Barat Minta KPI Pusat Menegur ANTV

"Mereka bersama-sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya. Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja," tambahnya.

Bahkan MS mengaku perundungan dan penindasan yang ia terima berlanjut dengan pelecehan seksual yang ia terima dari sesama rekan kerja laki-laki.

"Tahun 2015, mereka beramai-ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, melecehkan saya dengan mencoret buah zakar saya memakai spidol," ucap MS.

Perundungan dan pelecehan yang diterima pun membuatnya mengalami trauma dan stres berkepanjangan hingga mengalami Hipersekresi Cairan lambung pada tahun 2017.

"Pada 2017, saat acara Bimtek di Resort Prima Cipayung, Bogor, pada pukul 1.30 WIB, saat tidur, mereka melempar saya ke kolam renang dan bersama-sama menertawai seolah penderitaan saya sebuah hiburan bagi mereka." ungkap MS.***

Editor: Rustandi

Sumber: kpi.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler