Menteri Penerangan Era Soeharto Meninggal Dunia, Ini Sosok Harmoko di Mata Ketua MPR RI

5 Juli 2021, 05:05 WIB
Harmoko Mantan Menteri Penerangan meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto Karena Sakitf /Tangkapan Layar Twitter.com/@KRMTRoySuryo2/

 

JURNAL SOREANG - Partai Golkar berduka setelah kehilangan tokoh panutan dengan meninggalnya Harmoko yang pernah menjabat Menteri Penerangan di Era Presiden Soeharto.

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menilai, Harmoko adalah sosok panutan bagi banyak kader Golkar.

"Harmoko adalah politisi senior, guru sekaligus panutan banyak kader Partai Golkar," kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, di Jakarta, Minggu 7 Juli 2021.

Dijelaskan Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, almarhum yang pernah menjabat sebagai ketua umum Golkar menderita sakit sejak beberapa tahun lalu.Meski demikian, semangat hidupnya luar biasa.

Baca Juga: Partai Golkar Berduka: Harmoko, Menteri Penerangan di Era Presiden Soeharto Meninggal Dunia

Semangat tersebut, seperti dilansirkan Antara, ditunjukkan Harmoko dengan rajin hadir di acara-acara besar Golkar walaupun harus duduk di kursi roda.

"Partai Golkar kehilangan kembali putra terbaiknya Harmoko bin Asmoprawiro yang berpulang pada hari Minggu 4 Juli jam 20.22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto," ujarnya.

Bamsoet juga mengenang Harmoko yang pernah menjabat Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru dan juga pernah menjadi Ketua MPR pada masa pemerintahan B.J Habibie.

Bamsoet menilai perjalanan hidup Harmoko sangat luar biasa misalnya di era menjadi Menteri Penerangan, harga-harga kebutuhan pokok rakyat terkendali karena sering diumumkan.

Baca Juga: Melepas Kepergian Sang Sahabat, AHY ungkap Voice note Terakhir Jane Shalimar dengan Annisa Pohan

Harmoko juga sering muncul di televisi mengumumkan harga-harga kebutuhan pokok rakyat seperti harga cabe keriting dan lain-lain untuk mencegah para spekulan bermain.

Bamsoet mengatakan dirinya dan semua kader Partai Golkar merasa kehilangan atas wafatnya pria kelahiran Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939 itu.***

Editor: Sam

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler