Kurangi Santan dan Garam pada Makanan saat Lebaran, Ini Alasan Dokter Penyakit Dalam

7 Mei 2021, 03:55 WIB
Ilustrasi santan. /Pixabay.com/LisaRedfern/

JURNAL SOREANG - Agar tidak mengganggu kesehatan, saat lebaran nanti masyarakat perlu mengatur pemilihan makanan. Salah satunya dengan mengurangi santan dan garam

Hal ini dikatakan Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit UI, Muhammad Hafiz Aini.

"Menggunakan prinsip isi piringku, dilengkapi dengan makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Jumlah sayur dan buah dicukupi hingga setengah piring. Usahakan untuk mengurangi
penggunaan santan," ujarnya dalam siaran pers RSUI, Kamis 5 Medi 2021.

Baca Juga: Jangan Sampai Tikus Mati di Lumbung Padi, Bupati Bandung Luncurkan Bedas Smart Tourism, Ameng dan Outlet UMKM

Tidak itu saja, menurutnya, masyarakat juga sebaiknya menghindari jumlah garam yang berlebihan, misalnya kerupuk yang tinggi kalori dan natrium, serta karbohidrat tersembunyi,

Ini dilakukan agar tubuh tak terkena berbagai penyakit, salah satunya hipertensi.

"Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan keluhan, sehingga hipertensi sering disebut dengan silent killer.

Beberapa gejala hipertensi yang umum di antaranya nyeri dada, dada berdebar, penglihatan buram, mudah lelah, pusing, dan sakit kepala," tutur Hafiz seperti dilansirkan Antara.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Tidak Bisa Dipidana, Ahli Hukum Pidana: Apabila Sudah Membayar Denda

Menurut Hafiz, sekitar 1 miliar orang di dunia memiliki hipertensi dan sebanyak dua pertiganya ada di negara-negara berkembang, serta 25,8 persen orang dengan hipertensi hanya sepertiganya yang terdiagnosis.

Faktor risiko hipertensi ada dua macam, yaitu faktor yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin, genetik.

Sementara faktor yang dapat diubah, yakni terkait gaya hidup seperti kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat yang tinggi natrium/garam, obesitas, stres, dan merokok.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu, Universitas Ma'soem Lakukan Kerjasama dengan Unpas dan Aptikom

"Tekanan darah normal jika nilai sistol kurang dari 120 dan diastol kurang dari 80. Seseorang dengan tekanan sistol lebih dari 140 dan diastol lebih dari 90 harus melakukan kontrol rutin hipertensi di fasilitas kesehatan.

Jika tekanan darah sistol lebih dari 180 dan diastol lebih dari 120 dan ada keluhan mendadak, dikenal dengan krisis hipertensi, jika mengalami keadaan ini harus segera dibawa ke IGD," katanya.

Saat melakukan pengukuran tekanan darah di rumah, ada yang perlu diperhatikan yakni, sebelum pengukuran pastikan istirahat 2-5 menit, posisi duduk, tidak minum kafein, minum obat rutin, dan tidak menahan buang air kecil.

Baca Juga: Sentuhan Magis Thomas Tuchel, 4 Bulan di Chelsea Kalahkan Pelatih Top Eropa

Pengukuran sebaiknya dilakukan 2-3 kali dengan selang 1 menit yang dilakukan saat pagi atau malam selama 3-7 hari untuk mendapatkan variasi dan rata-rata tekanan darah.

Berikutnya, disarankan menggunakan alat tensi digital (lengan), jangan lupa untuk kalibrasi alat, dan jangan banyak bergerak saat pengukuran.

Hafiz menambahkan, bagi Anda yang sudah terlanjur terkena hipertensi untuk bisa mengendalikan penyakit melalui PATUH (Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter.***

Editor: Sam

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler