Hari Kartini 2021, Masyarakat yang Baik Lahir dari Ibu yang Baik, Wanita Tentukan Negara

21 April 2021, 12:40 WIB
Anggota DPR, Him Nevi Zuairina, yang menyoroti makna Hari Kartini /Istimewa/

JURNAL SOREANG- Anggota DPR RI dari PKS, Hj. Nevi Zuarina memandang, peran penting perempuan saat merayakanan Hari Kartini di era pandemi Covid-19 ini. Hal paling utama  sebagai perempuan yakni  bersyukur kepada Allah SWT karena kemuliaan yang diberikan-Nya.

"Hal ini terbukti dari Alquran yang menyebut perempuan dengan Annisa’ atau Ummahat. Maknanya sama dengan ibu, atau ikutan bagi umat dan tiang suatu negeri," kata Nevi dalam.pernyataannya, Rabu, 21 April 2021.

Istri dari mantan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno ini menambahkan, masyarakat yang baik lahir dari Ibu yang baik. “Ibu (an-Nisa’) adalah tiang negeri (al Hadist). Jika kaum perempuan dalam suatu negeri berbudi pekerti baik (shalihah), niscaya akan sejahtera negeri itu," tutur Nevi.

Politisi FPKS ini melihat relevansinya dengan makna Hari Kartini di era pandemi ini, adalah bagaimana setiap insan perempuan Indonesia, harus dapat menyelami sejarah kehidupan Ibu Kartini yang bisa menjadi teldan bagi kaum perempuan Indonesia.

"Salah satu karakter Kartini adalah ketekunannya dalam melakukan perubahan. Para perempuan dengan konsep sisterhood, saling bekerjasama, juga dapat melakukan banyak hal yang positif untuk mengatasi pandemi ini," katanya.

Baca Juga: Pengalaman Puasa Kartini DPRD Kota Bandung: Kalau Ingin Makan Siang Berbisik ke Ibu

Baca Juga: ARTIKEL: Ramadhan dan Kaum Perempuan

Modalitas sisterhood, bekerja dengan hati serta profesional, sebagaimana dicontohkan oleh komunitas atau organisasi perempuan yang ada di Nusantara yang  akan membantu menghadang Covid-19 ini secara signifikan.

"Hal ini sejalan dengan teori perbedaan yang menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan itu mempunyai keunikan sendiri-sendiri yang saling melengkapi.  Perempuan itu bekerja dengan hati, mempunyai jiwa keibuan yang selalu ingin melindungi anaknya, memberikan kehangatan pada anak-anaknya, dekat dengan alam, kelekatan dalam sisterhood, dan karakter positif lainnya yang berbeda dengan laki-laki." Urai Nevi.

Legislator asal Sumbar ini melanjutkan Dalam Pandangan Syarak (Syariat Agama Islam) disebutkan ad-dunya mata’un, wa khairu mata’iha al mar’ah as-shalihah.  "Artinya dunia adalah perhiasan dan perhiasan paling indah adalah perempuan salehah," katanya.

Baca Juga: 10 Ucapan Selamat Hari Kartini 21 April 2021 yang Cocok Digunakan untuk Status WhatsApp dan Instagram Kamu

Baca Juga: Puan Maharani: Perempuan Miliki Peran Penting dalam Percepatan Kesehatan dan Ekonomi Masa Pandemi Covid-19

"Risalah Agama mengutamakan pendidikan akhlaq. Sebuah bangsa akan tegak dengan kokoh karena etika moral dan akhlaknya. Etika dan moral itu dibentuk oleh budaya dan ajaran agama. Moral anak bangsa yang rusak, membuat bangsa terkoyak", tegasnya.

Aktivis perempuan PKS ini mengatakan bahwa Rumah tangga sebagai extended family (inti keluarga besar) dalam budaya Minangkabau menjaga dan mencetak generasi bermoral, dengan filosofi yang jelas,

"Adat bersendi syarak – syarak bersendi Kitabullah. Kaum perempuan (bundo kanduang, pemilik suku) berperan mendidik, menjaga nikmat Allah. Kaum lelaki (pemilik nasab), membentuk generasi berdisiplin. Kedua peran ini menjadi satu di dalam tatanan pergaulan masyarakat adat, dengan kekerabatan yang kuat," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler