Stadion MamujuJadi Pusat Pengungsian Gempa Sulbar, Ini Alasannya

15 Januari 2021, 17:42 WIB
Petugas mengevakuasi korban yang terjepit dari bangunan di rumah sakit Mitra Manakarra yang runtuh akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (15/1/2021). Sebanyak tujuh korban berhasil dievakuasi, empat diantaranya selamat dan tiga lainnya meninggal dunia di reruntuhan rumah sakit tersebut. ANTARA FOTO/ Akbar Tado/foc. /AKBAR TADO/ANTARA FOTO

JURNAL SOREANG - Untuk mengantisipasi bertambahnya korban, apabila terjadi gempa susulan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat (Sulbar) mengimbau masyarakat sementara mengungsi.

Stadion Mamuju menjadi titik pusat pengungsian masyarakat agar bisa mengantisipasi terjadinya gempa susulan dan membahayakan jiwa masyarakat.

Baca Juga: Keuntungan BPR Kertas Raharja Turun, Ternyata Ini Penyebabnya

Hal tersebut dikatakan Kepala Pelaksana BPBD Sulbar Darno Majid mengatakan, pihaknya sudah menyetujui untuk lokasi pengungsi di fokuskan di stadion.

"Tadi kesepakatan kita, titik pengungsi ditempatkan di stadion, di situ aman dan jauh dari potensi bila terjadi gempa susulan dan tsunami," kata Darno dilansir ANTARA, Jumat 15 Januari 2021.

Ia menyampaikan atas nama Pemerintah Sulbar, BPBD dan instansi terkait lainnya, telah memutuskan seluruh pengungsi di tempatkan sementara di Stadion Mamuju, begitu juga yang ada di Kabupaten Majene, mengingat masih banyak pengungsi yang tidak tahu dimana lokasi paling aman.

Baca Juga: Inna Lillahi, Setelah Kematian Syekh Ali Jabar, Ustaz Yusuf Mansur kembali Sampaikan Berita Duka

Penempatan lokasi pengungsi itu, kata dia, untuk memudahkan pengawasan, distribusi makanan dan keperluan lainnya serta lebih aman dan nyaman dibandingkan di tempat yang lain. Saat ini masih terlihat gelombang pengungsi di depan Rumah Jabatan Gubernur dan kantor BPBD setempat.

"Stadion di Mamuju dan Majene untuk menempatkan sementara pengungsi. Mereka juga harus diawasi agar mengantisipasi kondisi yang saat ini belum stabil, karena masih terasa gempa susulan dan ada kemungkinan potensi tsunami," tuturnya.

Tidak hanya itu, imbauan yang dikeluarkan Pemprov Sulbar serta arahan dari gubernur, kepada masyarakat yang mengungsi mencari tempat yang aman dan jauh dari potensi kerusakan yang ditimbulkan hingga mengakibatkan korban jiwa.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Siapkan Aplikasi Primary Care Vaksinasi, Warga Diimbau Ikut Divaksinasi

"Kami atas nama Pemprov Sulbar,dan atas arahan gubernur dan wakil gubernur, sekda mengimbau masyarakat, kalau mengungsi cari tempat yang aman, jangan sampai mengungsi ke gunung, lantas gunung itu longsor," akunya.

Menyinggung jumlah pengungsi sampai saat ini dan lokasi pengungsian, ia menyebut sedang dilakukan pendataan dan belum diketahui secara pasti.

"Belum ada laporan pasti, tapi sedang didata. Kami masih menunggu laporan resmi dan terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Mamuju dan Majene, serta kabupaten lain yang terdampak, " jelasnya.

Baca Juga: BPBD Sulbar Catat Sedikitnya 27 Orang Meninggal Akibat Gempa Magnitudo 6,2 di Majene dan Mamuju Baca Juga: BPBD Sulbar Catat Sedikitnya 27 Orang Meninggal Akibat Gempa Magnitudo 6,2 di Majene dan Mamuju

Untuk kondisi kekinian, kata dia, selain aliran listrik padam, jaringan telekomunikasi juga ikut terputus, sehingga menghambat koordinasi penanganan bencana.

Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan PLN serta provider penyedia layanan komunikasi segara memperbaiki jaringan tersebut.

"Listrik belum menyala dan komunikasi terputus, padahal ini sangat penting dalam memproses segala sesuatunya. Sekarang ini dilakukan evakuasi korban. Data-data yang diberikan masih data awal, sementara melakukan pencarian data. Kabupaten Mamuju dan Majene terparah," pungkasnya.***

Editor: Handri

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler