Begini Cara Kementan Atasi Produksi Kedelai

Sam
5 Januari 2021, 06:51 WIB
Ilustrasi Kedelai /klikdokter.com/

JURNAL SOREANG - Produksi kedelai dalam negeri akan dilipatgandakan setidaknya dalam kurun waktu 200 hari, atau dua kali masa tanam, demikian yang dikatakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Upaya tersebut, kata Syahrul merupakan solusi mengatasi lonjakan harga kedelai di pasar global, di mana Indonesia masih bergantung pasokan impor pada komoditas tersebut sebagai bahan baku tahu dan tempe.

"Kita coba lipatgandakan, ini kan minimal membutuhkan 100 hari kalau pertanaman. Dua kali 100 hari bisa kita sikapi secara bertahap sambil ada agenda seperti apa mempersiapkan ketersediaannya." kata Syahrul usai Rapat Koordinasi dan MoU pengembangan serta pembelian kedelai nasional di Kantor Kementan, Jakarta, Senin 4 Januari 2021, seperti dilansir dari Antara.

Baca Juga: Menjelang Bebas, Kondisi Kesehatan Abu Bakar Baasyir Sempat Menurun

Syahrul juga memastikan bahwa permasalahan serta rencana tersebut dengan melibatkan kementerian lainnya.

"Kita juga bekerja sama dengan kementerian lain," ungkapnya.

Syarul berharap produksi kedelai dalam negeri harus berdaya bersaing, baik kualitas maupun harganya.

Baca Juga: Hati-hati Penipuan di Balik Pesan Berantai Subsidi Kuota Belajar Gratis 75 GB

Sementara itu, terkait program yang dilakukan dalam peningkatan produksi, kata Syahrul yakni melalui perluasan areal tanam dan kolaborasi dengan melibatkan integrator, kedelai unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengimbuhkan bahwa langkah nyata yang diimplementasikan oleh Kementan untuk produksi kedelai tahun ini di antaranya percepatan budidaya di klaster-klaster dengan integrator.

Ia menjelaskan, di tahun 2021 ini, Kementan mengalokasikan bantuan pengembangan kedelai di Provinsi Sulawesi Utara seluas 9.000 ha, Sulawesi Barat 30.000 ha, dan Sulawesi Selatan 9.000 ha.

Baca Juga: Ini yang Diucapkan Pemeran Pria pada Video Asusila Gisel Setelah Diperiksa Polisi Selama 11 Jam

"Selain itu juga membangun kemitraan hilirisasi dan pasar industri tahu tempe dengan petani di Jateng 15.000 ha, Jabar 15.000 ha, Jatim 15.000 ha, NTB 4.000 ha dengan dukungan KUR dan akses kepada offtaker," Suwandi memaparkan.

Badan Litbang Pertanian, kata Suwandi, juga turut meningkatkan produktivitas kedelai.

Melalui riset benih unggul dan teknologi budi daya, produktivitas kedelai harus ditingkatkan, yang rata-rata produktivitas kedelai saat ini mencapai 1,5 ton/ha, harus ditingkatkan menjadi 2 ton/ha.

Baca Juga: Begini Cara Antisipasi Sekda Kabupaten Bandung jika Ada ASN yang Terpapar Covid-19

"Perlu juga pengendalian impor melalui kebijakan dari non lartas (dilarang dan atau dibatasi) menjadi lartas dan mewajibkan setiap importir kedelai bermitra dengan petani sekaligus menyerap produksi kedelai lokal dengan harga yang ditetapkan," tegas Suwandi.***

Editor: Sam

Tags

Terkini

Terpopuler