Indonesia Amankan Pasokan 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari Novavax dan AstraZeneca

31 Desember 2020, 13:46 WIB
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir (tengah) menandatangani Perjanjian Pembelian dimuka Penyediaan vaksin Covid-19, dari AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis /KPCPEN

JURNAL SOREANG - Indonesia akan mendapat pasokan tambahan 100 juta dosis vaksin dari Novavax dan AstraZeneca.

Hal itu dipastikan setelah Pemerintah Indonesia, melalui Holding BUMN Farmasi PT Indofarma dan Bio Farma (Bio Farma), menandatangani kesepakatan dengan pengembang asal Amerika dan Kanada Novavax dan pengembang vaksin dari Inggris dan Jerman, AstraZeneca, di Bandung, Rabu 30 Desember 2020.

Dalam penandatanganan kerjasama yang disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury itu, Direktur Utama PT Indofarma (Persero) Tbk., Arief Pramuhanto menandatangani perjanjian penambahan pemesanan vaksin Novavax dari 30 juta menjadi 50 juta dosis.

Baca Juga: Akan Ada Sosok Baru Bernama Angga, Berikut Sinopsis Ikatan Cinta Kamis 31 Desember 2020

Sementara Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menandatangani perjanjian pembelian vaksin AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis.

Perjanjian masing-masing telah ditandatangani di kesempatan terpisah oleh perwakilan Novavax, dan AstraZeneca.

Bio Farma juga akan mendatangkan vaksin tambahan dari Sinovac dan memperkuat kesiapan produksi vaksin COVID-19 dengan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik dari Badan POM.

Baca Juga: Kabupaten Bandung Hanya Ada Tujuh Rumah Sakit, Kota Bandung Sampai 35 Buah.

Selain itu, fasilitas produksi vaksin COVID-19 di Bio Farma mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP) dari Badan POM, yang diserahkan Kepala Badan POM Penny K. Lukito kepada Direktur Utama Bio Farma Honesty Basyir.

Honesti Basyir mengatakan, dengan kebutuhan 426 juta dosis vaksin Covid-19 untuk melindungi masyarakat Indonesia, sangat penting untuk mengamankan pasokan vaksin
dari berbagai pengembang vaksin di dunia.

"Bio Farma, sebagai Holding BUMN Farmasi, siap mendukung upaya ini dengan menyiapkan ketersediaan dan beragam pasokan vaksin Covid-19 dari perusahaan-perusahaan yang disetujui pemerintah. Keberagaman vaksin tidak hanya dari sisi asal pengembang, namun juga kriteria dan rentang penerimanya, untuk memberikan perlindungan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia,” tutur Honesti dalam rilis yang dikirimkan oleh KPCPEN, Kamis 31 Desember 2020 siang.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 31 Desember 2020: Gawat, Angga Akan Memisahkan Aldebaran dan Andin

Honesti menambahkan, pihaknya juga sudah mengamankan komitmen pasokan vaksin dari berbagai sumber lain, seperti Sinovac mengirimkan 3 juta dosis dalam bentuk jadi di bulan Desember 2020 serta berkomitmen untuk mengirimkan pasokan vaksin Covid-19 dalam bentuk bahan baku (bulk), dengan total sebanyak 140 juta dosis, dimulai dari bulan Januari 2021.

Proses vaksinasi vaksin bentuk jadi, dan proses lanjutan bahan baku menjadi produk final dalam kemasan vial 10 dosis, serta distribusinya menunggu izin penggunaan dari Badan POM.

Selain itu, kata Honesti, Novovax akan menyediakan sebanyak 50 juta dosis dengan opsi penambahan 80 juta dosis, mulai disediakan mulai triwulan kedua 2021 hingga triwulan pertama 2022 dan akan didistribusikan melalui salah satu anggota Holding BUMN Farmasi, yaitu PT Indofarma, Tbk.

Baca Juga: Link Live Streaming Sinetron Ikatan Cinta Kamis 31 Desember 2020: Tayang 3,5 Jam

“AstraZeneca berkomitmen menyediakan sebanyak 50 juta dosis, bisa ditambah sebanyak 50 juta dosis berikutnya, yang akan tersedia mulai triwulan kedua tahun 2021 hingga triwulan pertama 2022. Sementara, kerjasama dengan pengembang vaksin asal Amerika Pfizer-BioNTech, tengah dalam proses
finalisasi,” tutur Honesti.

Sedangkan Retno Marsudi mengatakan, diplomasi vaksin terus bergerak untuk membuka akses kerjasama dengan berbagai pihak, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral bagi pengadaan vaksin.

"Hasil kerja bareng untuk mengamankan vaksin mulai terlihat. Dari sisi bilateral, pada 31 Desember 2020, akan datang 1,8 juta dosis dari Sinovac, dengan ketibaan ini, maka sudah akan ada 3 juta dosis produk jadi dari Sinovac berada di Indonesia. Selain hari ini, Indonesia sudah berhasil mengamankan dari AstraZeneca dan Novovax masing - masing sebanyak 50 juta dosis," kata Retno

Baca Juga: Muslimin Harus Tunjukkan Islam yang Ramah Bukan Marah. Islam Merangkul Bukan Memukul

Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perjanjian pasokan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca dan Novavax, serta rencana kedatangan vaksin tambahan dari Sinovac menunjukkan
kemajuan signifikan.

"Saat ini pemerintah sudah masuk tahap pertama, yaitu penyediaan dan persetujuan vaksin yang akan selesai dalam waktu dekat, sehingga kami bisa melangkah ke tahap kedua, yaitu, bagaimana distribusi vaksin ke seluruh pelosok Indonesia dalam jangka waktu yang singkat, untuk bisa diberikan kepada tenaga kesehatan, tenaga pelayanan publik dan bertahap kepada seluruh rakyat Indonesia, serta bagaimana kami bisa melaksanakan penyuntikan di seluruh titik - titik pelayanan,” tutur Budi.

Sementara Wakil Menteri I BUMN, Pahala Mansury mengatakan, penandatanganan antara Bio Farma dengan AstraZeneca dan Indofarma dengan Novovax merupakan tonggak penting untuk mengamankan ketersediaan dan keragaman akses vaksin untuk masyarakat Indonesia. Serta pemberian sertifikasi CPOB yang diberikan dari Badan POM ke Bio Farma merupakan pengakuan terhadap kesiapan, komitmen dan kemampuan, Bio Farma, dalam mempersiapkan produk vaksin COVID-19 yang berkualitas.

Baca Juga: Jadwal Acara TV: Bioskop TransTV Kamis 31 Desember 2020, Spider-Man: Far From Home dan Venom

Sebelumnya, kata Pahala, kualitas dan kapasitas Biofarma juga telah diakui oleh CEPI, dalam due diligence yang dilakukan pada 15 September 2020 dengan hasil yang baik,

Kepala Badan POM, Penny K Lukito mengatakan, pihaknya akan mengawal proses perizinan penggunaan vaksin yang telah disiapkan pemerintah dengan mengutamakan aspek keamanan, mutu, dan khasiat.

"Sebagai otoritas obat dan makanan di Indonesia, dan sesuai arahan dari Bapak Presiden, aspek keamanan, keselamatan dan jaminan yang berbasis scientific, juga aspek mutu, dan khasiat dari vaksin, adalah hal yang utama. Sementara terkait pemberian Sertifikat CPOB, dari aspek mutu, kami sudah melakukan inspeksi pada fasilitas produksi Sinovac di Beijing maupun di Bio Farma. Pada hari ini, kami sudah memberikan sertifikat izin Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk fasilitas di Bio Farma, hal ini menandakan telah memenuhi persyaratan untuk seluruh bisa memproduksi vaksin COVID-19 untuk proses filling, dan finish,” tutur Penny.

Baca Juga: Jadwal Acara TV: K-Movievaganza Trans7 Kamis 25 Desember 2020, Train to Busa, Extreme Job

Fasilitas di gedung 43 dan 21 ini akan digunakan Bio Farma untuk seluruh aspek fasilitas produksi dan pengendalian mutu.***

Editor: Handri

Sumber: KPCPEN

Tags

Terkini

Terpopuler