JURNAL SOREANG - Pesugihan sering kali terjadi di zaman yang serba morern ini, segala cara dilakukan agar bisa memperkaya diri sendiri secara instan.
Jenis tumbal pesugihan hitam biasanya tidak tanggung-tanggung bisa mengorbankan nyawa pelakunya.
Menurut Dewi Sundari jangan pernah coba-coba terhadap pesugihan karena tidak sepadan bila harus mengorbankan nyawa.
Baca Juga: Kim Tae Ri Dikritik Theqoo Lebay, Bagaimana Peringkat Popularitasnya Minggu Ini?
Dilansir Jurnal Soreang dari kanal YouTube Dewi Sundari Praktisi Kejawen, Rabu 2 Maret 2022, ada 3 jenis tumbal dalam pesugihan, berikut daftarnya:
1. Tumbal jiwa.
Menurut Dewi Sundari, Tumbal jiwa adalah mengorbankan nyawa sendiri untuk diajukan bukan nyawa orang lain.
“Tumbal jiwa artinya, nyawa dia sendirilah yang dia ajukan bukan nyawa orang lain,” ucap Dewi Sundari
Sehingga setelah matinya nanti, orang tersebut akan menjadi milik pihak kedua maupun ia dimintai kekayaan.
Baca Juga: 3 Rahasia Kunci Sukses Ala Maudy Ayunda, Salah Satunya Bangun Jam 5 Pagi
2. Tumbal Jual Diri
Menurut Dewi Sundari ada tumbal jual diri artinya, ia rela disetubuhi atau digunakan oleh makhluk gaib tertentu dengan bayangan tertentu pula.
“Tumbal jual diri artinya, ia rela disetubuhi atau digunakan oleh makhluk gaib,” ucapnya
Dewi Sundari menambahkan bahwa tanpa pesugihan sebenarnya kalau sekedar menjual diri, tidak kepada makhluk gaib pun bisa.
Di dunia nyata pun, mereka yang memberikan layanan pemuas nafsu pasti dapat uang sebagai imbalannya.
Baca Juga: Jadi Sahabat Sejak Lama, Ruben Onsu Ungkap Karakter Mawar Afi
3. Tumbal Susuan
Yang ketiga adalah tumbal susuan, tumbal ini khusus bagi mereka yang memelihara tuyul.
Tumbal tersebut harus mengorbankan salah satu kerabat untuk menyusui tuyul yang di pekerjakan.
“Tidak menumbalkan nyawa, tetapi harus ada salah satu dari kerabat anda, entah itu istri atau ibu, yang bersedia menyusui si tuyul yang anda pekerjakan,” ucap Dewi Sundari
Dewi Sundari menambahkan sebenarnya, jika kita mau berfikir jernih, maka hal-hal yang demikian sesungguhnya bisa dihindari.
Tidak sepadan bila nyawa sampai kita korban kan hanya untuk keyayaan karena orang yang bisa menjadi kaya tanpa tumbal pun banyak.
Jika kita mau belajar bersyukur rezeki seberapun akan cukup bagi kita tetapi sayang banyak orang lupa, bahwa hidup di dunia hanya sementara.***