Salah Kaprah, Warga Masih Maknai 'New Normal' adalah Kebebasan Baru

- 31 Oktober 2020, 06:44 WIB
Polwan Cantik Bagikan Masker Gratis untuk Wisatawan di Bandung Selatan. Masih banyak warga yang kurang sadar protokol kesehatan.
Polwan Cantik Bagikan Masker Gratis untuk Wisatawan di Bandung Selatan. Masih banyak warga yang kurang sadar protokol kesehatan. /Handri/

 

JURNAL SOREANG- Kampanye pemerintah soal 'new normal' di saat pandemi yang sudah sejak Juni 2020 lalu ternyata masih salah dimaknai oleh masyarakat. Warga termasuk instansi, perusahaan, dan organisasi massa memaknai "new normal" sebagai kebebasan baru sehingga akhirnya kasus Covid-19 terus bertambah.

"Karena warga sudah bosan terus-menerus berada di rumahnya sehingga memilih keluar. Contohnya saat ini saat ada libur panjang Maulid Nabi Muhammad," kata Koordinator Tim Inti Pelatih Tutor Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jawa Barat, Rifa Anggyana, saat dihubungi, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Dia menambahkan, pengalaman pada libur panjang Agustusan dan Idul Adha ternyata jumlah kasus Covid-19 naik drastis.

Baca Juga: Polwan Cantik Ini Bagikan Masker Gratis Untuk Wisatawan di Bandung Selatan

"Karena saya aktif di beberapa organisasi massa, maka yang saya perhatikan adalah sebagai lembaga yang memiliki banyak massa sering organisasi di masyarakat seperti ormas, remaja masjid, atau lainnya kerap tidak memperhatikan protokol kesehatan saat kegiatan," ujarnya.

Apalagi dengan adanya eea new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) sehingga dianggap kebebasan beraktivitas seperti sedia kala.

"New normal atau AKB harus kita sambut dengan baik, misalnya di dunia organisasi. Ketika kita diperbolehkan untuk melakukan kegiatan seperti biasa di organisasi, namun kita diwajibkan untuk mengikuti protokol kesehatan dalam mencegah Covid-19" jelasnya.

Baca Juga: Ajaran Islam Wajibkan Pakai Masker. Ini Alasannya

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x