Network
JURNAL SOREANG - Ketika berbicara tentang perjalanan ke destinasi wisata yang menarik, mungkin jarang yang akan memikirkan untuk mengunjungi sebuah penjara. Namun, Penjara Banceuy di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia, bukanlah penjara biasa.
Tersembunyi di balik temboknya yang tinggi adalah sejarah yang mengesankan dan salah satu peninggalan berharga dari masa kolonial Belanda yang telah diubah menjadi cagar budaya.
Salah satu sel di penjara ini, yaitu Sel Nomor Lima, menjadi tempat bersejarah karena pernah dihuni oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Bapak Insinyur Soekarno.
Baca Juga: Mengenal 4 Buku Inspiratif yang Dibaca Najwa Shihab: Motivasi dan Kecantikan dalam Kepribadian
Penjara Banceuy: Warisan Kolonial yang Berharga
Penjara Banceuy dibangun pada masa penjajahan Belanda dan pertama kali digunakan sebagai penjara pada tahun 1875. Dibangun dengan arsitektur kolonial yang megah, penjara ini memiliki tembok-tembok tebal dan ruang sel yang gelap. Pada awalnya, penjara ini digunakan untuk menahan para tawanan politik dan penjahat biasa.
Saat memasuki kompleks penjara, pengunjung akan segera merasa tersentuh oleh aura sejarah yang ada di sana. Tembok bersejarah dan bangunan-bangunan tua menciptakan atmosfer yang khas. Seiring berjalan-jalan di dalamnya, Anda akan menemukan banyak cerita dan jejak sejarah yang terkait dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sel Nomor Lima: Tempat Bersejarah di Penjara Banceuy
Salah satu poin menarik yang membuat Penjara Banceuy menjadi cagar budaya adalah Sel Nomor Lima. Sel ini pernah dihuni oleh Bapak Insinyur Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia. Saat itu, Indonesia masih dalam masa perjuangan melawan penjajahan Belanda. Bung Karno ditahan di sini selama beberapa bulan pada tahun 1929.
Sel Nomor Lima adalah sel bersejarah yang tidak hanya menyimpan ingatan akan perjuangan Bung Karno, tetapi juga menghadirkan pengalaman historis yang mendalam.
