Aphelion Penyebab Pemicu Fenomena Suhu Dingin di Bandung, Apa Aphelion Itu?

- 23 Juli 2023, 17:51 WIB
Penyebab Suhu Bumi Jadi Dingin Akhir-Akhir Ini, Ada Kaitannya dengan Fenomena Aphelion?
Penyebab Suhu Bumi Jadi Dingin Akhir-Akhir Ini, Ada Kaitannya dengan Fenomena Aphelion? /Instagram @physibles

JURNAL SOREANG - Akhir-akhir ini, suhu Bandung terasa lebih dingin dibandingkan biasanya. Pada saat ini, jarak bumi dengan matahari juga sedang berada di titik terjauh.

Fenomena jarak bumi yang sedang berada di titik terjauh disebut sebagai aphelion. Fenomena ini dituduh menjadi penyebab suhu di Indonesia termasuk Bandung menjadi lebih dingin dibanding biasanya.

 

Warga Bandung harus mengenakan pakaian yang lebih tebal dari biasanya. Sebab suhu udara di Bandung sedang dingin-dinginnya.

Fenomena suhu dingin ini terjadi beberapa hari ke belakang. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait fenomena ini yang menyatakan suhu dingin ini disebabkan karena Bandung mulai memasuki puncak musim kemarau.

Kepala Kantor BMKG Bandung Teguh Rahayu menjelaskan, pada dasarnya aphelion merupakan fenomena biasa yang terjadi setiap tahun.

"Memang saat ini bumi berada di titik terjauh. Namun tidak berpengaruh besar terhadap suhu permukaan bumi," ujar Teguh, Minggu 23 Juli 2023.

Baca Juga: Segar dan Menyehatkan! Resep Es Semangka India, Minuman Dingin yang Viral

Suhu dingin Bandung yang terjadi akhir-akhir ini bukan disebabkan oleh fenomena aphelion walaupun terjadi pada bulan Juli yakni  jarak bumi dengan matahari sedang berada di titik terjauh.

Suhu dingin Bandung yang saat ini dirasakan, diakibatkan oleh puncak musim kemarau. Pada periode ini angin banyak bergerak dari arah timur-tenggara yang berasal dari benua Australia. "Pada saat ini benua Australia sedang musim dingin," ucapnya.

Angin dari benua Australia menyebabkan permukaan air di Samudra Indonesia memiliki suhu yang lebih dingin sehingga menyebabkan penurunan suhu di Indonesia termasuk Bandung.

 

Pada saat musim kemarau, tutupan awan juga menjadi lebih sedikit dibanding saat musim hujan. Hal ini menyebabkan pelepasan udara panas dari permukaan bumi menjadi lebih cepat. "Ini menyebabkan suhu menjadi lebih cepat turun terutama pada malam hari," ungkapnya.

Dampak berbeda terjadi pada siang hari, karena radiasi sinar matahari tidak terhalang oleh awan, menjadikan suhu permukaan bumi menjadi lebih tinggi dibanding biasanya.

Dengan kondisi tersebut, fenomena aphelion bukan penyebab suhu di Bandung dan Indonesia lebih dingin dibanding biasanya.

Teguh Rahayu menambahkan, warga Bandung diminta untuk tak panik di tengah kondisi suhu yang dingin ini. Bahkan warga diimbau tetap waspada terhadap potensi bencana.

Baca Juga: 21 Juli Diperingati Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Ini Langkah BMKG

"Kepada masyarakat Bandung Raya, khususnya Jawa Barat, tetap waspada dengan kondisi cuaca, jangan terlalu panik dengan hal-hal el nino, yang penting kita selalu waspada dengan situasi atau lokasi dan kebencanaan di lingkungan kita, sehingga kita bisa memitigasi jika terjadi bencana atau kondisi yang tidak diinginkan," ujarnya.

Wahyu juga mengungkapkan, warga juga diingatkan agar mewaspadai potensi kekeringan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BMKG terus berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya.

"BMKG Jawa Barat selalu berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama baik antar UPT maupun antar instansi sehingga momen peringatan HMKG tahun 2023 ini dapat menjadi salah satu ajang berkumpul untuk bertukar pikiran maupun ide-ide berkaitan dengan fenomena-fenomena hidrometeorologi maupun geofisika di wilayah Jawa Barat. Perkumpulan untuk membahas fenomena tersebut dapat diwujudkan dengan kegiatan diskusi dan olahraga untuk membentuk insan BMKG yang tangguh," pungkasnya.***

 

Editor: Sarnapi

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah