Kemenag Ajak LDII Cimahi Merawat Moderasi Beragama, Saepulloh: Jangan Mencerca Bila Ada Perbedaan

- 7 November 2022, 09:00 WIB
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cimahi, DR. H Saepulloh S.Ag., MPdI (paling kiri) saat menerima silaturahmi jajaran LDII Kota Cimahi, Rabu 2 November 2022
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cimahi, DR. H Saepulloh S.Ag., MPdI (paling kiri) saat menerima silaturahmi jajaran LDII Kota Cimahi, Rabu 2 November 2022 /LDII/

"Bagaimana mengkolaborasikan NU, Muhammadiyah, Persis, LDII dan lainnya untuk bersilaturahmi. Mudah-mudahan saya hadir di sini sebagai pengayom terhadap kerukunan/moderasi umat beragama," harapnya.

Menanggapi hal itu, Ketua DPD LDII Kota Cimahi, Dwi Hartono mengatakan, LDII selalu menerima semua perbedaan yang ada dan meningkatkan toleransi baik antar sesama Islam maupun agama lainnya.

Baca Juga: Prihatin Rumah Tak Layak Huni, PAC LDII Baros dan Kelurahan Baros Bedah Rumah Warga

"LDII merupakan ormas Islam dengan asas Pancasila dan ingin menjaga keutuhan NKRI. Dalam praktiknya, LDII ingin selalu memberikan kontribusi, baik kepada masyarakat maupun negara. Salah satunya melalui toleransi umat beragama," ujarnya.

Dwi menambahkan, moderasi beragama merupakan salah satu upaya mempertebal silaturahmi antar komponen bangsa demi kesatuan dan persatuan bangsa. Sehingga ini menjadi aset bangsa untuk memajukan bangsa.

“Moderasi beragama yang memupuk persatuan dan kesatuan sangat diperlukan sebagai pondasi pembangunan Indonesia. Jadi keberagaman yang toleran ini adalah sebuah aset untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih baik lagi. Bukan malah menjadi kendala dalam pembangunan,” imbuhnya.

Baca Juga: Dari Webinar Kebangsaan LDII: Ternyata Ini Resep Rahasia Bangsa Indonesia agar Tidak Terpecah

Lebih lanjut, Dwi menjelaskan, toleransi dan kesetaraan itu merupakan suatu kondisi yang harus ada sebab pengaruh teknologi yang sangat canggih sehingga konflik yang tidak terkendali bisa berubah menjadi kekerasan dan perang.

Akibatnya lebih berbahaya daripada yang pernah terjadi selama perang dunia pertama dan kedua.

“Selanjutnya, sikap toleransi kesetaraan ini perlu dikembangkan melalui semangat hubungan antar kelompok, dimana kelompok-kelompok yang ada di masyarakat yang mungkin memiliki identitas yang berbeda-beda,” urainya.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah