Kalau perlu minta bantuan TNI. Masyarakat juga saya kira akan ikut membantu. Tapi di sana saya ‘powerless’, Pak.
Kekuasaan ternyata tidak ada apa-apanya kalau Allah sudah berkehendak.” Kami semua terbengong mendengar cerita Kang Emil.
Setelah hampir dua minggu kehilangan A Eril, Kang Emil berusaha ‘move on’. Sejak Senin (7/6) ia sudah bekerja dan ngantor lagi di Gedung Sate.
Teh Atalia pun sudah berkegiatan. Katanya, inginnya sebenernya menangis saja di atas sajadah.
Baca Juga: Prediksi Cinta Libra, Scorpio dan Sagitarius Hari Ini, Nikmati Waktu Bersama Tanpa Beban Pekerjaan
Tapi kemudian teringat bahwa ia punya ‘sumpah’ dan tanggung jawab untuk melayani warga Jawa Barat.
“Jadi sekarang kami punya jadwal menangis, Pak Zul, Pak Hatta. Bergiliran. Malam saat tahajud atau pagi saat dhuha. Selanjutnya kita ini kan punya dimensi kemanusiaan yang lain.
Ridwan Kamil bukan hanya ayah Eril, tetapi juga Gubernur Jawa Barat yang harus bekerja.” Senyum Kang Emil membuat saya patah hati sekaligus malu. Setegar itu seorang Ridwan Kamil. Bisakah kita sepertinya?
Menyaksikan momen ini, setelah serangkaian peristiwa yang ia hadapi, bagi saya Ridwan Kamil adalah seorang guru kehidupan.
Ia melihat musibah dari perspektif syukur dan sabar. Tak kecewa apalagi marah pada ketentuan dan takdir Allah.