BKKBN Jabar, Luncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting di Kampung KB Koi Rancabali Kabupaten Bandung

- 1 April 2022, 09:29 WIB
BKKBN Jabar, Luncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting di Kampung KB Koi Rancabali Kabupaten Bandung
BKKBN Jabar, Luncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting di Kampung KB Koi Rancabali Kabupaten Bandung /Tenang Safari/Jurnal Soreang/

JURNAL SOREANG - Sebagai langkah ikhtiar percepatan penurunan stunting agar makin konkret dan mengakar, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar menginisiasi lahirnya gerakan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

Kegiatan ini berlangsung di Kampung KB Koi, Desa Sukaresmi, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Kamis, 31 Maret 2022,.

Melalui gerakan ini, masyarakat diajak terlibat langsung dalam penyediaan kebutuhan gizi bagi keluarga berisiko stunting di desa masing-masing.

Baca Juga: Simak! Jadwal Sidang Isbat 1 Ramadhan 1443 Hijriah, Kemenag RI yang Akan Digelar Hari Ini

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Wahidin, dalam sambutannya menyampaikan, “Program ini, ‘Dashat’ merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting, yakni keluarga yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.”

Lebih jauh beliau juga mengatakan, “Sumbernya berupa pemanfaatan pangan lokal. Saya lihat di sini memiliki banyak sekali buah stroberi dan sayuran. Itulah yang diharapkan bisa diolah untuk kemudian diberikan kepada keluarga berisiko stunting,” ungkapnya lebih lanjut.

Wahidin pun mengungapkan, bahwa hasil riset menunjukkan sebagian besar anak Indonesia kurang menyukai buah dan sayur. Padahal, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya pangan luar biasa.

Baca Juga: Alhamdulilah! Kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung Turun Lagi, Ini 10 Kecamatan dengan Kasus Aktif Tertinggi

Karena itu, tentu perlu edukasi secara terus-menerus dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan. Rendahnya konsumsi sayur itulah yang menjadi salah satu pemicu tingginya angka stunting di Indonesia.

“Kalau kita perhatikan, Jawa Barat ini memiliki jumlah penduduk luar biasa besar, mendekati angka 50 juta. Dengan jumlah penduduk yang banyak ini, jumlah absolut stunting kita menjadi yang tertinggi di Indonesia,” jelasnya.

“Meskipun prevalensi stunting Jawa Barat hanya selisih 0,1 persen dari nasional, jumlah absolutnya sangat banyak. Karena itu, Jawa Barat menjadi salah satu dari 12 provinsi prioritas percepatan penurunan stunting di Indonesia,” papar Wahidin lebih lanjut.

Wahidin berharap gerakan Dashat bisa menjadi daya ungkit upaya percepatan stunting di Jawa Barat. Merujuk pada hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting Jawa Barat berada pada angka 14,5 persen.

Baca Juga: Simak! Tata Cara Sholat Tarawih Lengkap dengan Niat Arab, Latin, Untuk Sendiri dan Berjamaah

Angka ini diharapkan bisa ditekan hingga menyisakan 14 persen saja pada 2024 mendatang.

“Saya berharap juga ada program-program khusus di Kabupaten Bandung, misalnya Desa Bebas Stunting. Karena kalau level kabupaten atau kota saya kira susah, tapi desa bisa. Ini sesuai dengan program Zero New Stunting 2023,” katanya lagi.

Wahidin lebih jauh menjelaskan, Jawa Barat ditargetkan pada 2023 bisa terbebas dari stunting baru. Ini sangat selaras dengan pendekatan BKKBN. Dilakukan sebelum hamil. Prioritas pendampingan kepada ibu sebelum hamil, tiga bulan sebelum hamil. BKKBN sudah membentuk tim pendamping keluarga untuk memberikan pendampingan kepada calon pengantin sejak tiga bulan sebelum nikah. ***

Editor: Tenang Safari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x