Network
JURNAL SOREANG – Ciamis Zine Fest 2021 sukses digelar di Kafe Sitdownkopi, Jalan Kerta Jaya No.66 RT 08/RW 12 Perum Kertasari, Ciamis pada hari Jum'at dan Sabtu malam 24-25 Desember 2021.
Perhelatan yang diiringi alunan musik elektronik dari DJ Solumboii ini menghadirkan kurang lebih 60 zine karya penerbit buku, artis independen, dan zine maker dari berbagai kota di Indonesia.
Diantaranya zine asal Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Padang bahkan dari Pontianak, Kalimantan Barat. Zine yang dipamerkan berisi karya foto, puisi, kartu pos, cerpen, poster, komik, artikel, dan sebagainya.
Adapun zine-zine itu merupakan koleksi pribadi kolektor zine lokal yakni Azmy Rancu, Diez, Sofyan Romjani, dan Rifki Syarani Fachry. Mereka berempat juga mengisi talk show di acara yang sama.
Lalu apa sebenarnya Zine itu? Zine menurut Wikipedia adalah kependekan dari magazine atau fanzine yang merujuk kepada publikasi mandiri serta termotivasi oleh keinginan mengekspresikan diri, bukan untuk menghasilkan keuntungan.
Bentuknya seperti majalah mini tapi dengan sentuhan personal alias isinya bebas dan tanpa batas (review, opini, puisi, art work, bahkan curhatan pembuatnya).
Ada yang cetak, tapi ada juga yang elektronik. Zine cetak tidak sebarkan secara massal. Kemudian isinya juga tidak ada di dalam majalah mainstream.
Hingga akhirnya, zine berkembang sangat pesat dan menjadi sumber informasi bagi lingkup terbatas atau komunitas tertentu yang ingin mencari bahan bacaan dari luar media mainstream.
Maka Ciamis Zine Fest 2021 nekat digelar oleh para kolektor zine lokal, mereka ingin memperkenalkan "bahan bacaan dari luar media mainstream" kepada publik di Ciamis khususnya anak muda.
Salah satu pengisi acara, Diez menegaskan bahwa Ciamis butuh event yang memperkenalkan budaya alternatif. Tapi pria yang juga aktif bergerak di Sweetcity Movement itu pun mengakui sulitnya membuat acara yang sangat segmented seperti zine fest.
"Mungkin kita harus bikin zine fest vol 2 di tempat yang lebih umum dan mudah di jangkau, supaya makin banyak orang yg tertarik pada media alternatif ini," jelas Diez yang juga seorang gitaris dan ilustrator itu.
"Semoga juga semakin banyak pergerakan-pergerakan mandiri yang digagas oleh anak muda ciamis baik itu seni, musik, maupun dalam segmen yang lain," harapnya.
Sementara itu, Cindi Pramesti (23) salah satu pengunjung Ciamis Zine Fest 2021 sangat mengapresiasi event ini. "I think, it's amazing for the first zine fest at Ciamis," ungkap gadis dengan rambut seleher itu.
Menurut Cindi, Ciamis Zine Fest 2021 telah memberikan edukasi literasi dengan pembawaan yang beda. "Jujur, gara-gara acara ini aku jadi terinspirasi buat koleksi atau bikin zine sendiri," bebernya.
Hal ini dibenarkan oleh Anisa Nurhopipah Disastra (23) yang mengaku baru pertamakali datang ke acara zine fest. "Awalnya sih aku mikir ngapain nih acara gak jelas, eh pas setelah nyimak lebih lanjut ternyata bisa jadi ruang baru untuk mencurahkan keresahan," jelasnya.
Wanita berhijab yang aktif di salah satu organisasi kemahasiswaan di Ciamis itu terinspirasi usai membaca zine 'Hairembulan' karya tulis tangan zine maker wanita misterius dari Jakarta.
"Daripada aku ngomong gak jelas kesana-sini, mending tulis aja bisa jadi mirip karya yang aku baca ini. Pokonya sangat menginspirasi dan pengen ikutan lagi kalo ada acara zine," tandasnya.
Berbeda dengan Anisa yang ingin membuat zine tulisan tangan, Muhammad Daffa Ardiansyah (21) berharap bisa merangkum karya-karyanya dalam zine fotografi. Hal ini terjadi usai dirinya melihat zine fotografi 'Absent' karya Autonica, artis independen di Yogyakarta.
"Sempet liat beberapa zine yang unik di Ciamis Zine Fest ini sampe pada akhirnya mikir buat bikin zine sendiri tentang fotografi," ujar pemuda gondrong yang aktif di komunitas fotografer muda Ciamis, Ruang Objective itu.
Selain hal ihwal terkait zine, owner Kafe Sitdownkopi, Dinar Mauludana Kusumaputra pun menemukan hal baru dari event Ciamis Zine Fest 2021. "Ternyata ada orang yang suka nulis, baca, dan ngumpulin tulisan di dekat kita," ungkapnya.
Baca Juga: Terjadi Bentrok Ormas di Ciamis Jawa Barat, Diduga Melibatkan 2 Kelompok, Warga Sekitar Ketakutan
Pasalnya, pemuda yang ikut mendorong pergerakan positif bersama Sweetcity Movement itu jarang bertemu pegiat literasi. "Berkat Ciamis Zine Fest 2021, saya bisa bertemu orang baru yang satu frekuensi untuk berdialog mengenai buku, bahkan anak SMA pun ada yang suka membaca buku," tandasnya.
Acara yang dihadiri kurang lebih 50 orang pengunjung itu didukung sepenuhnya oleh Kafe Sitdownkopi, Cuap Ria, Nginggris Ciamis, Sweetcity Movement, dan didokumentasikan oleh Ruang Objective.
***
