Network
Sementara itu, Cindi Pramesti (23) salah satu pengunjung Ciamis Zine Fest 2021 sangat mengapresiasi event ini. "I think, it's amazing for the first zine fest at Ciamis," ungkap gadis dengan rambut seleher itu.
Menurut Cindi, Ciamis Zine Fest 2021 telah memberikan edukasi literasi dengan pembawaan yang beda. "Jujur, gara-gara acara ini aku jadi terinspirasi buat koleksi atau bikin zine sendiri," bebernya.
Hal ini dibenarkan oleh Anisa Nurhopipah Disastra (23) yang mengaku baru pertamakali datang ke acara zine fest. "Awalnya sih aku mikir ngapain nih acara gak jelas, eh pas setelah nyimak lebih lanjut ternyata bisa jadi ruang baru untuk mencurahkan keresahan," jelasnya.
Wanita berhijab yang aktif di salah satu organisasi kemahasiswaan di Ciamis itu terinspirasi usai membaca zine 'Hairembulan' karya tulis tangan zine maker wanita misterius dari Jakarta.
"Daripada aku ngomong gak jelas kesana-sini, mending tulis aja bisa jadi mirip karya yang aku baca ini. Pokonya sangat menginspirasi dan pengen ikutan lagi kalo ada acara zine," tandasnya.
Berbeda dengan Anisa yang ingin membuat zine tulisan tangan, Muhammad Daffa Ardiansyah (21) berharap bisa merangkum karya-karyanya dalam zine fotografi. Hal ini terjadi usai dirinya melihat zine fotografi 'Absent' karya Autonica, artis independen di Yogyakarta.
"Sempet liat beberapa zine yang unik di Ciamis Zine Fest ini sampe pada akhirnya mikir buat bikin zine sendiri tentang fotografi," ujar pemuda gondrong yang aktif di komunitas fotografer muda Ciamis, Ruang Objective itu.
Selain hal ihwal terkait zine, owner Kafe Sitdownkopi, Dinar Mauludana Kusumaputra pun menemukan hal baru dari event Ciamis Zine Fest 2021. "Ternyata ada orang yang suka nulis, baca, dan ngumpulin tulisan di dekat kita," ungkapnya.
