Akhiri Pandemi dengan Kekuatan Doa, tapi Ini Syaratnya Menurut Ketua PWNU Jabar

- 12 Juli 2021, 13:33 WIB
Ketua PWNU Jabaflr KH. Hasan Nuri Hidayatullah (Gus Hasan) saat ceramah dalam doa bersama IRMA Jabatlr menjelang tahun ajaran baru
Ketua PWNU Jabaflr KH. Hasan Nuri Hidayatullah (Gus Hasan) saat ceramah dalam doa bersama IRMA Jabatlr menjelang tahun ajaran baru /IRMA Jabar/

JURNAL SOREANG- Ketua PWNU Jabar,  KH. Hasan Nuri Hidayatullah dalam tausiyah doa bersama IRMA Jabar menyambut tahun ajaran baru menyatakan,  Rasulullah SAW bersabda tidak ada yang bisa merubah ketentuan Allah kecuali dengan doa.

Dalam riwayat lain Nabi Muhammad SAW bersabda doa adalah otaknya ibadah kalau diibaratkan dengan tubuh.

"Dalam riwayat lain Nabi Muhammad SAW bersabda doa itu adalah senjata ampuhnya umat Islam. Di tengah situasi seperti ini semua kalut, semua bingung, semua gundah, orang yang punya kebijakan pun juga merasakan hal yang sama," kata Gus Hasan, Minggu malam, 11 Juli 2021.

Baca Juga: Pimpin 'Pray from Home', Jokowi: Panjatkan Doa dari Rumah agar Ujian Pandemi Segera Berakhir

Dia menambahkan, Allah turunkan kepada kita semua ini mudah-mudahan ada hikmah yang besar sehingga akan mengembalikan keyakinan kita kepada Allah. Keyakinan kita akan diijabah doa yang akan diberikan oleh Allah.

"Al Habib Abdullah Bin Ali Al Hadad mengatakan bentuk pengkabulan doa itu ada tiga macam. Pertama apa yang diminta diberi oleh Allah sesuai yang diminta dan ketika orang yang berdoa masih ada di dunia," katanya.

Kedua adalah dihindarkan dari bala, dihindarkan dari musibah, dihindarkan dari bencana, pengkabulan doa bentuk yang kedua ini lebih afdol dibandingkan untuk yang pertama.

Baca Juga: Penanggulangan Covid-19 Harus Pula Melirik Kekuatan Doa, Ini yang Dilakukan IRMA Jabar dan Pemkab Bandung

"Sedangkan ketiga adalah nanti pengkabulan doa itu akan diberikan oleh Allah di akhirat dan pengkabulan doa itu akan diberikan Allah pada waktu dan saat yang Allah mau, bukan pada waktu dan saat yang kita mau karena Allah dzat yang maha tahu," ujarnya.

Hal lain adalah berbaik sangka kepada Allah meski  kita sudah berdoa dan sudah melakukan berbagai macam hal pendekatan diri kepada Allah.

"Sampai dengan hari ini itu adalah yang terbaik dan kita yakini bahwa doa kita tidak ditolak oleh Allah.  Kadang kita meminta sesuatu Allah memberikan sesuatu yang lain karena sesuatu yang lain itu yang lebih mengerti dan tepat untuk hamba-Nya," katanya.

Baca Juga: Perangi Wabah Covid 19, Bupati Bandung Gelar Istigosah, Kang DS: Kita Sempurnakan Ikhtiar Dengan Doa

Gus Hasan menekankan orang yang ingin doanya diijabah oleh Allah itu ada 72  syarat, namun  syarat yang paling berat itu adalah mengisi perut ini dengan konsumsi yang halal baik  secara makanannya maupun cara mendapatkannya.

"Sayyidina Ali mengatakan orang yang makanannya halal hatinya akan bersinar, ucapannya akan selalu lemah lembut dan doa-doanya akan diijabah oleh Allah," ucapnya.

Banyak orang dulu dengan penampilan yang biasa-biasa, dengan bahasa yang sederhana ketika memohon kepada Allah, maka  ijabah doa datang begitu luar biasa.

Baca Juga: Serentak Pengendara Ikuti Hening Cipta, Doakan Para Korban Wafat Karena Pandemi Covid-19

"Ternyata rahasianya adalah orang-orang zaman dahulu sangat memperhatikan apa yang masuk ke dalam perutnya karenanya hari-hari seperti ini bisa menjadikan sebagai bahan muhasabah diri. Ketika kita selalu menyaring apa yang akan masuk ke dalam perut kita sehingga lebih bersih dan lebih halal sehingga ijabah doa yang diberikan oleh Allah akan segera diturunkan," katanya.

Hidup ini isinya hanya ada dua pilihan, pilihan yang pertama adalah syukur, pilihan yang kedua adalah sabar sebagaimana Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda orang beriman itu di dalam hatinya hanya ada dua, satu kesabaran, dua rasa syukur.

"Belum tentu situasi yang sekarang ini mengkhawatirkan bagi semuanya adalah jelek untuk hamba Allah. Belum tentu juga sesuatu yang baik menurut hamba Allah ternyata n jelek dampaknya," katanya.

Baca Juga: Hening Cipta Indonesia Pukul 10.07 Ini, Menag: Doakan Pendahulu, Doakan Pandemi Segera Berakhir

Ketua IRMA Jabar, Aditya Gustian Saputra menuturkan, sudah 1,5 tahun tahun kita menghadapi masa-masa sulit pandemi Covid-19. "Semua sektor mau tidak mau harus menghadapi kenyataan ini termasuk sektor pendidikan dan sektor agama," katanya.

Sekolah juga daring, namun 'kullu syai’in hikmatun', setiap sesuatu ada hikmahnya. Begitupun pandemi Covid-19 tentunya Allah menurunkan suatu ujian dan musibah pasti dengan hikmah dan pelajaran yang harus kita ambil.

"Mari terus optimistis dalam menjalankan segala kegiatan di masa pandemi Covid-19 khususnya menjalankan rangkaian pendidikan yang kita laksanakan di sekolahnya masing-masing," katanya.

Baca Juga: KH. Miftah Faridl Terpapar Covid-19, Mohon Doa Kaum Muslimin agar Pulih Kembali

Sedangkan Pembina IRMA Jawa Barat, Rifa Anggyana mengatakan, pada tahun ajaran baru 2021/2022 kali ini tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ajaran baru kali ini kita masih dihadapkan dengan keadaan yang sama seperti tahun sebelumnya.

"Kegiatan belajar mengajar (KBM) masih dalam keadaan pandemi Covid-19. Akhir-akhir ini kasus positif Covid-19 yang kian melonjak mengharuskan kita untuk kembali melaksanakan pembelajaran secara daring. Untuk siswa baru saya sampaikan selamat karena telah diterima di sekolah masing-masing yang diinginkan," katanya.

Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Barat, H. Wahyu Mijaya mengatakan,  kondisi sekarang yang tengah dihadapkan dengan pandemi Covid-19 sudah berjalan lebih dari satu tahun kita tidak belajar secara tatap muka.

Baca Juga: Jelang Awal Tahun Ajaran Baru, Disdik Kabupaten Bandung Masih Menunggu Hasil PPKM Darurat Jawa-Bali

"Tapi ini bukan sebuah kendala, bukan sebuah rintangan tapi ini adalah sebuah peluang untuk kita semua.Kita harus jadikan sesuatu kebaikan bukan dihadapi dengan keluhan. Inilah yang harus kita hadapi dengan pembelajaran model seperti ini yang harus kita lakukan," ujarnya.

Kepala Kanwil Kemenag Jabar,  H Adib mengapresiasi kegiatan IRMA Jawa Barat, ini sesuatu yang luar biasa, bangga dengan aktifitas anak-anak muda yang tergabung di dalam IRMA.

"Seperti yang di alami saat ini. Kita terkendala bertatap muka, tapi coba bayangkan jika di masa normal rasanya tidak mungkin mengumpulkan banyak orang dengan waktu yang singkat tentunya perlu tenaga yang lebih dan waktu yang panjang," kata pria asal Indramayu ini.

Baca Juga: Korea Selatan Sudah Membuka Sekolah Secara Penuh, Ini Kuncinya Menurut Mahasiswa yang Belajar di Korea

Namun dengan adanya Covid-19 membangun inovasi hal ini menjadi mudah. "Kita berinovasi dengan teknologi dan informasi sehingga Covid-19 bukan lagi halangan justru di sini kita harus cari jalan keluar untuk bisa lebih maju lagi," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah