Network
JURNAL SOREANG- Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, H. Dedi Supandi, S.STP., M.Si., berharap Covid-19 segera berakhir karena berdampak luar biasa baik terhadap perekonomian termasuk juga terhadap perkembangan anak didik kita.
Lebih dari setahun pandemi Covid-19 berlalu dengan dilakukan pola pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang memunculkan juga dampak sosial negatif.
"Pertama terjadi penurunan perbedaan kualitas belajar antara anak yang mempunyai sosial ekonomi tinggi dengan anak yang mempunyai sosial ekonomi rendah. Contoh anak itu belum bisa beli kuota internet," kata Dedi saat pengajian bulanan dan istigasah tolak bala Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jabar, Jumat malam, 18 Juni 2021.
Dampak kedua terjadi di beberapa daerah pada saat terjadinya PJJ bukan PJJ yang terjadi atau bukan belajar bahkan di tengah seratnya ekonomi membuat anak juga membantu usaha keluarga.
"Ketiga terjadi juga belajar bareng PJJ karena tidak ingin terjadi hal yang diinginkan, maka dinikahkan dan terjadi pernikahan usia dini," ujarnya.
Artinya survei mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka itu adalah pembelajaran yang lebih baik untuk membentuk karakter anak didik dibandingkan dengan PJJ.
"Beberapa hal yang telah digagas oleh IRMA Jabar, kami ucapkan terima kasih. Pembelajaran tatap muka (PTM) masih dilarang, tapi PJJ pun berisi tentang doa-doa yang sifatnya kebaikan termasuk juga adalah doa tolak bala luar biasa pada malam ini," ujarnya.
Baca Juga: IRMA Jabar dan Disdik Jabar Ingatkan Pentingnya Pendidikan Karakter Saat Pandemi
Seiring dengan perkembangan memaksimalkan pemberian vaksin, maka Dinas Pendidikan Jawa Barat dan tentu juga remaja masjid termasuk juga teman-teman sekolah atau satuan pendidikan saat ini wajib melakukan dan menyiapkan PJJ sekaligus sarana untuk PTM terbatas.
