Komda KIPI Jabar Bantah Dugaan Guru Sukabumi Buta dan Lumpuh karena Vaksin Covid-19

- 5 Mei 2021, 15:47 WIB
Lumpuh usai vaksinasi Covid-19, Guru Honorer Kabupaten Sukabumi dapat bantuan dari Presiden Jokowi. Namun Komda KIPI membantah guru itu lumpuh akibat vaksinasi.
Lumpuh usai vaksinasi Covid-19, Guru Honorer Kabupaten Sukabumi dapat bantuan dari Presiden Jokowi. Namun Komda KIPI membantah guru itu lumpuh akibat vaksinasi. /Indira Murti/mantrasukabumi.com

Ia menambahkan, saat ini kondisi penglihatan SA sudah berangsur membaik dan pekan depan akan kembali kontrol. Saat ini belum ditemukan bukti yang kuat mengenai keluhan gejala klinis SA terkait vaksin berdasarkan dari hasil surveilen KIPI dan Kejadian Ikutan dengan Perhatian Khusus (KIPK).

Sampai 21 April 2021, sudah 20 juta dosis vaksin diberikan pada warga Indonesia dan tidak ditemukan keluhan gejala klinis serupa yang dilaporkan, termasuk dari uji klinis vaksin Covid-19 tahap 1-3.

"Kesimpulannya, belum cukup bukti untuk menyatakan antara hubungan mata buram dan kelemahan anggota gerak dengan vaksinasi Covid-19," tegasnya.

Kalaupun terjadi reaksi vaksin yang berat, lanjut Kusnandi, dari 1 juta orang yang divaksinasi, hanya satu orang yang mengalami, namun efek samping tersebut sangat kecil dibanding dengan manfaat yang akan dirasakan dengan vaksinasi.

Baca Juga: Ingin Tahu Kadar Antibodi Pasca Vaksinasi? BPPT Ciptakan Alatnya

Sementara itu, dr. Dewi Hawani, seorang spesialisasi syaraf mengatakan, GBS disebabkan oleh virus atau bakteri pada proses imunologis yang terjadi 2-4 minggu sebelum terjadinya gejala.GBS merupakan penyakit autoimun, diawali oleh serangan infeksi virus atau bakteri yang tidak langsung merusak syaraf.

"Sel saraf motorik dan mata pada pasien selnya itu berubah jadi sel bakteri sehingga dikenali oleh sistem imun kita sebagai zat yang harus dimusnahkan. Maka gejala sistem imun sendiri yang menyerang sel syaraf akibat terinfeksi oleh virus atau bakteri, sehingga bukan infeksi langsung tapi akibat proses imunologi yang salah. Memang yang paling sering kelumpuhan tungkai tangan dan yang berat itu kalau ke otot pernafasan," jelasnya panjang lebar.

Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Barat Marion Siagian juga turut memberikan bantahannya terkait peristiwa ini.

Baca Juga: Pejabat Pemkot Cimahi, termasuk Sekdanya Dipanggil KPK Untuk Keperluan Ini

Ia mengutarakan, sejak vaksinasi digelar, terdapat 107 KIPI ringan dan 36 KIPI serius. KIPI ringan mayoritasnya ngantuk, merah di tempat penyuntikan, dan juga lapar."Ke 36 KIPI serius itu sudah diaudit dan tidak ada yang hubungan langsung akibat vaksin Covid ini," tambah Marion.***

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah