Ini Satu Cara Efektif Hadapi Musibah dan Ujian Temasuk Pandemi

- 9 Maret 2021, 14:19 WIB
Musibah bencana longsor di Sumedang belum lama ini. Segala musibah harus dihadapi dengan roda. /Foto Instagram @bnpb_indonesia/
Musibah bencana longsor di Sumedang belum lama ini. Segala musibah harus dihadapi dengan roda. /Foto Instagram @bnpb_indonesia/ /

JURNAL SOREANG- Ketua Umum Yayasan Assalaam Bandung, Habib Syarief Muhammad Al Aydrus, mengatakan, ada satu cara yang efektif dalam menghadapi berbagai musibah dan ujian termasuk adanya pandemi ini.

Satu cara itu adalah rida atau menerima semua ketentuan Allah SWT.

"Ada kalimat bagus dari Habib Abdullah yang menyatakan Ar ridha bil qadha yantafi ma’ahul i’tiraadh ‘alallaahi
Rida dengan ketentuan Allah harus dibarengi dengan tidak banyak memprotes kepada-Nya," kata Habib Syarief di Assalaam Jln. Sasak gantung, Kota Bandung, Selasa 9 Maret 2021.

Ketika seseorang diperlakukan tidak adil atau dizalimi orang lain, tentu ia merasa tidak senang dan memprotes. Mungkin sampai mengeluarkan kata mencaci maki bahkan ingin membalas.

Baca Juga: Ini Sikap Terbaik dalam Menghadapi Musibah Bencana yang Kini Marak

"Mengapa? Karena perlakukan zalim orang tersebut dianggap sebagai bentuk kejelekan atau keburukan. Apakah hal tersebut juga disamakan dengan ketentuan atau takdir Allah yang ditimpakan kepada hambaNya?" katanya.

Dia menambahkan, perjalanan hidup manusia tidaklah selalu sesuai yang diharapkan, terkadang harus melewati jalan terjal atau landai, senang atau susah, sedih, duka dan nestapa serta terkadang sehat atau sakit.

"Itu lah tabiat kehidupan. Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah yang mengetahui apa yang terbaik bagi hambaNya, juga disalahkan. Orang seperti ini ditegur Allah di Al-Qur'an, Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)," kata mantan anggota DPRD Jabar ini.

Baca Juga: Cecep Darmawan: Pandemi Harus Dilihat dari Sisi Positif, Covid-19 Jangan Dianggap Musibah

Segala sesuatu yang terjadi pada seorang muslim dan hal tersebut tidak sesuai dari apa yang diharapkannya, kata Habib, adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah.

"Ujian itu hadir dengan tujuan menuntut mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatan-Nya. Jangan mencela musibah yang Allah berikan, memprotes ketentuan, tapi yakin lah ketetapan Allah adalah yang terbaik," ujarnya.

Ketika kita mendapat takdir yang dianggap jelek, maka jangan lah keluar dari lisan kita kata-kata protes, caci-maki, tidak terima bahkan mengumpat takdir.

Baca Juga: Ini Lima Obat Ampuh Hadapi Bencana Versi ICMI Jabar, Camkan dan Amalkan Ya

"Padahal takdir dan kejadian di dunia adalah ciptaan Allah, maka bisa saja menganggap dan berprasangka Allah bermaksud jelek pada kita. Namun ini harus dihindari, karena bisa berpotensi mengurangi tauhid seseorang dan bisa jadi mengurangi potensi masuk surga tanpa hisab," katanya.

Hindarilah hal itu walaupun protes dengan perkatan halus. "Allah sesuai prasangka hamba-Nya, sebagaimana dalam hadits qudsi, “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku.”(HR. Bukhari). Jika kita rida, maka Allah akan rida. Sebaliknya jka kita marah, maka Allah akan marah," katanya.

Sebagaimana hadis nabi, “sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang rida (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”( HR. At-Tirmidzi no. 2396)

Baca Juga: Gubernur Jabar Ingin Percepat Vaksinasi, Ini Syaratnya Menurut Wakil Walikota Yana Mulyana

"Sesungguhnya Allah sangat sayang kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada anaknya," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah