Tuntutan ekonomi pun menjadi alasan utama bagi para pedagang untuk memaksakan diri berjualan meski harus kucing-kucingan dengan petugas.
“Kalau saya nanya tidak pada ngaku (alasannya-red) tapi berani aja kucing-kucingan terus. Jadi kelihatannya mereka itu kebutuhan ekonomi juga. Saya Tanya ‘kenapa maksa-maksa saja?’ mereka jawab ‘kalau berjualan di sini itu kalau dua hari jualan Sabtu-Minggu di DU itu bisa menghidupi keluarga selama seminggu’ gitu,” kata Krinda.
Baca Juga: Alim Ulama NU Aceh Haramkan Game Daring Higgs Domino Island. Ini Unsur Haramnya
Betapa tidak, pedagang di kawasan Dipatiukur itu pun tak hanya berasal dari Kota Bandung, tetapi dari berbagai daerah, bahkan ada yang dari Jakarta.
“Banyak yang berasal dari luar Coblong, ada yang dari Cimahi, Ujungberung. Katanya kalau jualan di Coblong itu, yang biasanya harga Rp5.000 bisa di jual Rp10.000 di Coblong, tanpa ada ada yang tawar-menawar. Bahkan, katanya tidak laku di Jakarta, dijual di Coblong itu bisa laku,” tutur Krinda.***