JURNAL SOREANG- Maraknya keberadaan praktik pinjaman berbasis riba atau bank emok alias bank keliling, menjadi perhatian serius. Termasuk Anggota Komisi IV DPR RI, drh Slamet, yang ikut terjun untuk memerangi bank emok yang sudah meresahkan masyarakat ini.
"Apalagi mobilisasi bank tersebut cukup berkembang pesat di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi. Oleh karena itu, saya ini melakukan terobosan dengan menggulirkan program Ibu Berdaya," kata Slamet yang berasal dari Sukabumi ini saat dihubungi, Senin,19 Oktober 2020.
Slamwt mengklaim program ini diklaim mampu menjadi alternatif dalam mengikis keberadaan bank keliling yang menjadi salah satu pemicu permasalahan di masyarakat.
Baca Juga: Mendagri: Tradisi dan Budaya Maulid Nabi Jangan Ada Kerumunan
"Program ini Ibu Berdaya merupakan program peminjaman tanpa riba dan insyaAllah jauh dari riba," kata politisi PKS ini.
Slamet menuturkan, untuk melakukan pinjaman melalui program tersebut harus melewati beberapa tahap pembinaan yang sudah ditentukan.
"Anggota atau peserta pinjaman akan diberikan pembekalan dan edukasi, sehingga para peserta akan memahami cara kerja program ini. Ada prosesnya, mereka akan dibekali edukasi secara massif," ujarnya.
Baca Juga: Ajaran Islam Wajibkan Pakai Masker. Ini Alasannya
Dia berhara, jika masyarakat terhindari dari sesuatu yang haram, maka akan mendatangkan keberkahan.
"Program yang digagasnya ini murni menggunakan dana pribadi hasil urunan bersama keluarganya. Untuk tahap awal, para peserta akan diberikan pinjaman sebesar Rp 500 ribu, kemudian bisa meningkat menjadi Rp 800 ribu dan seterusnya," ujarnya.
Jika tahap awal bagus, maka akan terus meningkat dana pinjamannya. "Dana ini bisa digunakan untuk konsumsi atau menambah modal usaha," tambah Slamet.
Baca Juga: DPR: Kita Tak Bisa Pilih Prioritas Kesehatan atau Ekonomi
Sementara itu, Yani Jatnika Marwan sebagai Direktur Program Ibu Berdaya mengatakan, program Ibu Berdaya menjadi alternatif bagi warga yang terlilit pinjaman kepada rentenir.
"Kami mengajak kepada masyarakat terutama kaum ibu untuk menghindari praktik riba, terutama bank emok," kata Yani.***