Melihat Pameran Tunggal Karya William Robert: Jendela Seribu Pintu, Refleksi di Balik Pandemi

15 Oktober 2022, 17:40 WIB
Perupa William Robert menggelar pameran tunggalnya dengan tajuk Jendela Seribu Pintu pada tanggal 12 hingga 21 Oktober 2022 di Galeri Pusat Kebudayaan, Bandung. /Istimewa /


JURNAL SOREANG- Perupa William Robert menggelar pameran tunggalnya dengan tajuk Jendela Seribu Pintu pada tanggal 12 hingga 21 Oktober 2022 di Galeri Pusat Kebudayaan, Bandung.

Pada pameran tunggalnya  yang ke 16 kalinya ini, perupa berdarah Ambon yang lama bermukim di Jakarta ini akan menampilkan 8 buah karya terbarunya dengan ukuran yang boleh dikatakan relative besar-besar.

Karya ciptanya yang paling kecil kali ini berupa lukisan di atas kanvas bulat berdiameter 200 cm, yang berjudul “ Rangkaian Doa Terakhir Di Balik Pintu.(Baja).

Baca Juga: Semarak Kemerdekaan! Google Doodle Hari Ini Karya Seniman Asal Bandung

Sementara karya yang paling besar adalah karya di atas kanvas 4 panel yang total berukuran 290 x 800 cm, yang berjudul “ Catatan Tanpa Akhir“.

Semua karya yang diciptakan William Robert dalam pameran ini adalah pengalaman dan pergulatan batinnya selama pandemi hingga menjelang endemi dengan keadaan dirasakan jauh lebih baik sebelumnya.

Sementara bila melihat lebih dari dua tahun ke belakang , selama pandemi memang William Robert lebih banyak menghabiskan waktunya di studio dengan berkarya atau membuat berbagai catatan.

Baca Juga: Mengusung Seni Islami ! 'Kampung Ramadhan' Mewadahi para Seniman Remaja Sumedang

Dia membuat rencana dan apa saja yang ia ingin sikapi, mencari tahu berbagai makna yang bisa dicermati dari berbagai peristiwa ini.

Semisal pada puncak pandemi ia kehilangan sekitar 20 orang kawan yang ia kenal baik. Banyak lagi cerita yang sering ia lihat kembali sebagai catatan hidup.

Jendela Seribu Pintu adalah catatan William Robert yang akhirnya menjadi gagasan berbasis pengalaman empirik, yang energi spiritnya ia ekspresikan dalam bidang-bidang kanvas.

Baca Juga: Pemetik Taman 1000 Bulan Pengobat Dahaga Seniman Yang Rindukan Pergelaran

Ia hampir tiap hari selama bertahun-tahun ini seringkali menatap jendela yang di dalamnya menemui begitu banyak layar kehidupan.

Teramat banyak pintu yang bisa ia masuki untuk melihat, memahami begitu luas dan berartinya hidup ini.

Nilai-nilai tak terhitung jumlahnya. Dari tiap pintu kita akhirnya memaknai betapa besar semesata ini, betapa luas jagad ageng yang bernama semesta ini.

Dari perjalanan pintu ke pintu itu juga setidaknya makin hari ia makin mengerti keberadaannya sebagai jagad alit, yang tentu punya tanggung jawab sendiri agar senantiasa berarti bagi kehidupan ini.

Baca Juga: Wajib Tahu! Trofi Baru Piala Dunia adalah Karya Seniman Italia dan Hasil Sayembara

Dalam pameran ini ada banyak cerita atau narasi yang ingin ia sampaikan. Ada duka ada suka, seperti dua sisi mata uang saja sesungguhnya.

Namun ia akhirnya lebih memilih melihat sisi positifnya untuk tetap optimis melangkah kedepan dengan terus belajar dari perjalanannya selama ini.

Salah satu yang dicatat oleh Aa Nurjaman, kurator pameran dalam tulisannya menegaskan bahwa karya-karya William Robert lukisan abstrak William Robert merupakan ungkapan pengalaman batinnya ketika hampir tiap hari menatap keluar dari balik jendela studionya.

Baca Juga: Hari Ini Hari Lahir Bu Kasur, Seniman dan Pejuang Pendidikan, Pernah Jadi Guru bagi Guruh dan Megawati

Terutama ketika tak bisa bersosisalisasi dengan masyarakat sekitarnya karena wabah Covid 19 sedang merajalela.

Analisis yang paling tepat menurut pendapat Aa Nurjaman adalah analisis pengalaman yang oleh Edmund Husserl disebut fenomologi, karena yang jadi fokus dari karya-karya William Robert adalah pengalamannya itu.

Dalam fenomologi Husserlian disebutkan bahwa pengalaman adalah kenyataan pertama yang paling mendasar, yang kemudian dirasakan dan diimajinasikan pada tingkat pra-reflektif dan pra-teoretis.

Pengalaman William Robert termasuk pengalaman lebenswelt, sebagai pengalaman disampaikan kepada kita melalui warna.

Baca Juga: Wow Ternyata Bukan Hanya Seorang Seniman! Mengenal Sosok Leonardo Da Vinci

Pada pameran tunggal William Robert yang akan berlansung selama 10 hari ini, Aidil Usman selaku Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta yang juga jadi penulis dalam pameran ini membuat beberapa catatan yang bisa kita cermati atau telaah lebih lanjut .

Dalam salah satu penggalan tulisannya Aidil Usman menulis, “ William Robert seperti layaknya penyair dengan cara memvisualkan warna sebagai puisi dengan kekuatan metafor yang terpilih. Puisi yang mendentum dalam kekuatan bathin, tidak perlu menggunakan pengeras suara untuk berteriak lantang untuk didengar, cukup dirasakan. Dengan itu karyanya akan mengajak kita mengalami kondisi yang katarsis untuk tidak harus dituntut untuk paham dan mengerti, akan tetapi cukup dirasakan dan dinikmati.”***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler