Observasi Kearifan Lokal di Kasepuhan Sinar Resmi Sukabumi, CHMC UPI Bandung Ungkap Keunikan Pengolahan Padi

31 Januari 2022, 17:14 WIB
Mahasiswa Civics Hukum Motor Community (CHMC UPI Bandung) /Dok. CHMC

JURNAL SOREANG - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan yang tergabung dalam Civics Hukum Motor Community (CHMC) melaksanakan kegiatan CHMC Mengabdi di kawasan Kasepuhan Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi pada 27 Januari 2022 lalu.

Komandan CHMC, Muhammad Nasrul mengatakan, kegiatan CHMC Mengabdi merupakan bentuk pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi demi terciptanya pembaharuan dan kemajuan di suatu daerah.

"Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi secara terpadu dan tersistem, terutama dalam pelaksanaan Darma Penelitian dan Pengabdian Masyarakat," terang Nasrul, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jurnal Soreang, Senin 31 Januari 2022.

Baca Juga: Jadwal Semi Final Piala Afrika 2022, Kapan Digelar? Simak Berikut Lengkapnya

Ia membeberkan, kegiatan CHMC Mengabdi yang dilakukan di kawasan Kasepuhan Sinar Resmi Sukabumi berupa observasi dan pengajaran.

Tujuannya, jelas Nasrul, untuk mengetahui lebih dalam tentang kebudayaan yang melekat pada masyarakat adat di daerah tersebut.

"Selain itu, kami mengunjungi masyarakat yang sedang menumbuk padi," tutur Nasrul.

Baca Juga: Kisah Pilu! Anak Seorang TKI yang Terlantar di Malaysia, Diasuh Wanita Tua Keturunan China

Ia mengungkapkan, pengolahan padi hingga jadi beras di Kasepuhan Sirna Resmi masih menggunakan kearifan leluhur yang masih sangat tradisional.

Padi hasil panen, sambungnya, ditumbuk dengan lesung yang juga memiliki keunikan dalam proses penumbukkannya.

"Warga setempat menumbuk padi disertai dengan irama yang membuat hal tersebut keunikan tersendiri," ucap Nasrul.

Baca Juga: Pangeran Malaysia ini Berminat Membeli Klub Sepakbola Valencia Spanyol Senilai Rp6,5 Triliun, ini Alasannya

Ia mengatakan bahwa berdasarkan pernyataan salah satu penumbuk padi, padi yang ditumbuk dan kemudian menjadi beras dapat bertahan sampai puluhan tahun.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa kearifan merupakan hal mutlak yang wajib dimiliki oleh manusia di era disrupsi dan era society 5.0 ini.

"Kehidupan di Kasepuhan Sinar Resmi mengajarkan bahwa tidak semua aspek kehidupan memerlukan uang," ujar Nasrul.

Baca Juga: Pangeran Malaysia ini Berminat Membeli Klub Sepakbola Valencia Spanyol Senilai Rp6,5 Triliun, ini Alasannya

Pasalnya, kebijaksanaan menjadi kunci dalam pelestarian mereka terhadap kearifan lokal atau local wisdom.

Nasrul menilai, Kasepuhan Sinar Resmi merupakan salah satu contoh berharga dari sekian banyak bentuk komunitas yang masih menyimpan kearifan lokal berupa menyimpan beragam benih padi lokal yang hanya ditanam oleh masyarakat setempat.

"Hal inilah yang menjadi alasan bahwa padi tidak dijual untuk menjaga kelestarian keragaman hayati," imbuh Nasrul.

Baca Juga: Mengenal Si Cantik Tengku Chanela, Putri Kerajaan Pahang Malaysia yang Tinggal di Amerika Serikat Karena ini


Sebelum observasi, CHMC melakukan pengajaran dengan tema "Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Kegiatan CHMC Mengabdi pada Siswa SDN Sirna Resmi".

Setiap kelas diisi oleh tiga sampai empat orang anggota CHMC untuk melaksanakan pengajaran yang dilakukan pukul 08.00 sampai dengan 11.00 WIB. ***

Editor: Yusup Supriatna

Tags

Terkini

Terpopuler