Macron Ungkap Pembelaannya Lewat Tulisan Arab

Sam
- 2 November 2020, 17:15 WIB
Fotongan pernyataan Presiden Prancis Emmanuelacron terkait pembelaannya dengan menggunakan bahasa Arab, melalui akun twitter pribadinya, Minggu, 1 November 2020.
Fotongan pernyataan Presiden Prancis Emmanuelacron terkait pembelaannya dengan menggunakan bahasa Arab, melalui akun twitter pribadinya, Minggu, 1 November 2020. /Sam /Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Terkait Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendapat kecaman dari berbagai elemen masyarakat dunia, karena dinilai telah menghina agama Islam, kembali mengeluarkan komentar pembelaan, namun komentar pembelaannya ia tuliskan dengan menggunakan bahasa Arab.

Melalui postingan di twitter pribadinya @emmanuelMacron, Minggu, 1 November 2020 kemarin. Ia menulis seolah menegaskan dalam mendukung kemampuan berpikir, menulis dan menggambar di negaranya menurutnya itu adalah hak dan kebebasan bernegara.

"Mereka menyebut saya bahwa saya mendukung kartun yang menghina Nabi'. Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, itu adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan," katanya ditulis di akun @EmmanuelMacron, dikutip jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com

Baca Juga: Terpaksa Lewati Genangan Banjir, Ini Teknik Agar Kendaraan Tetap Aman

Ia juga menilai banyak kebohongan yang keluar mengenai Prancis dan mengenai apa yang ia utarakan. Itu menurutnya tidak bisa diterima.

"Saya melihat banyak orang akhir-akhir ini mengatakan hal-hal yang tidak dapat diterima oleh Prancis, mendukung semua kebohongan yang dibicarakan tentang kami dan tentang apa yang saya katakan dan secara implisit berkolusi dengan yang terburuk," katanya.

Ia pun berupaya mengklarifikasi terhadap apa yang diutarakan, ia pun berdalih bahwa apa yang dilakukannya semata-mata untuk memerangi terorisme.

Baca Juga: Bocah 8 Tahun Tenggelam Di Citarum, SAR Lakukan Pencarian

"saya ingin mengklarifikasi sebagai berikut : Apa yang sekarang kami lakukan di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama IslamIslam, bukan Islam itu sendirisendiri. Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita," katanya.

Kemudian ia menegaskan bahwa para ekstrimis mengajarkan bahwa Prancis tidak boleh dihormatidihormati. Mereka mengatakan bahwa wanita tidak setara dengan pria, dan bahwa gadis kecil tidak boleh memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki".

"Saya memberi tahu Anda dengan sangat jelas: (Ini) tidak (bisa) di negara kita." tuturnya.

Baca Juga: Biasakan Berdoa di Pagi Hari agar Hidup Penuh Berkah. Baca Ya

Sebelumnya Macron sempat berujar bahwa 'Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia'. Karenanya pemerintahnya akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang tahun 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

Ia pun mengajukan UU untuk 'separatisme Islam' di Prancis. Sehingga sejak awal September lalu, Macron telah memicu kontroversi lewat sikapnya tersebut.***

 

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah