Network
Demikian dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Kamis 12 Oktober 2023, mengungkapkan ada sekitar 500 ribu orang warga sipil yang kehilangan akses bantuan pangan penting, dimana 14 pusat distribusi makanan dari UNRWA terpaksa ditutup karena adanya serangan yang masih terus dilakukan oleh pihak Israel.
Kronologi terjadinya konflik berdarah ini diawali dengan tindakan Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa terhadap Israel, yang merupakan serangan mendadak dari berbagai sudut, dengan menembakan roket dan penyusupan melalui darat, udara dan laut.
Serangan dadakan Hamas yang mencoba menggempur Israel dari berbagai lini ini pun membuat pihak Israel merasa kecolongan, namun walau pun demikian tidak segera direspon oleh Israel dikarenakan saat itu tepatnya jatuh pada hari Sabbath, Jumat petang menjelang malam, yang merupakan hari yang disakralkan bagi tradisi Ibadah orang Yahudi, sampai pada hari Minggu, sehingga serangan balik Israel dilancarkan pada hari Senin dan terus berlangsung hingga hari ini.
Ketegangan di Timur Tengah semakin meluas ketika Militer Israel melakukan operasi besar-besaran dengan menyerang Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas ke wilayah Israel.
Pihak Hamas mengatakan serangan yang mereka lakukan adalah merupakan balasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dengan disertai kekerasan yang sebelumnya dilakukan Israel terhadap warga Palestina beberapa waktu silam.
Selanjutnya Militer Israel meluncurkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza, sebagai serangan balasan atas serangan Hamas dan memblokade total seluruh akses di Jalur Gaza, diantaranya akses makanan, air, bahan bakar dan listrik.***
