Yuv Sungkur, perwakilan Delegasi Pemuda AIS dari Mauritius, menyampaikan bahwa para delegasi muda telah berkumpul pada 6-7 Oktober 2023 dan menyepakati Deklarasi Pemuda AIS yang pertama.
Deklarasi tersebut merupakan dokumen penting yang akan menjadi pencapaian bersejarah bagi negara kepulauan, berisi pernyataan dari 26 delegasi yang mewakili Karibia, Pasifik, dan Samudra Hindia.
Dalam deklarasi tersebut, Yuv Sungkur menyebut, empat tema strategis utama dibahas dan disepakati, yakni mendukung aksi iklim berbasis kelautan, mendorong ekonomi biru yang berkelanjutan, memberantas polusi laut, dan mengintegrasikan tata kelola laut yang inklusif dan antargenerasi.
"Deklarasi ini merupakan pengingat bersejarah bahwa kami, kaum muda dari negara-negara kepulauan, akan terus bersuara demi pencapaian masa depan yang lebih baik bagi lautan, yang akan selalu didorong oleh tindakan lokal kami. Bersamaan dengan deklarasi kami terdapat serangkaian rencana aksi individu di mana para delegasi akan melaksanakan komitmennya sendiri dan mengubahnya menjadi tindakan nyata," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, terdapat dua anak muda Indonesia yang turut memaparkan inovasi mereka, yakni Nadea Nabilla dan Fajar Sidik Abdullah Kelana.
Nadea Nabilla menjelaskan bahwa dua juta nelayan skala kecil menghasilkan lebih dari delapan juta ton karbondioksida per tahun. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan bensin yang menghabiskan 70 persen pendapatan mereka.
Untuk itu, dia membuat suatu inovasi berupa mesin kapal listrik nelayan, Manta One, yang disebutnya dapat mengurangi karbon hingga 78 persen.