“Sayangnya, kursi di DK PBB ini diduduki secara ilegal oleh Rusia melalui manipulasi di belakang layar setelah jatuhnya Uni Soviet, yang kini diambil alih oleh para penipu yang tugasnya ‘melegitimasi’ invasi dan genosida,” katanya.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, yang hadir pada pertemuan DK PBB setelah kepergian Zelensky, mengecilkan gagasan untuk mengakhiri veto Rusia dan menggambarkannya sebagai cara untuk mengekang kekuatan Barat.
“Hak veto adalah alat yang sah sebagaimana tercantum dalam Piagam (PBB),” katanya.
Baca Juga: Fokus pada Pertahanan Negara, Polandia Berhenti Memasok Senjata ke Ukraina
Sementara itu, Lavrov juga mengkritik Zelensky karena menolak bernegosiasi meski mengaku berusaha merebut kembali seluruh wilayah yang saat ini diduduki Rusia.
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menolak seruan negara lain agar segera mengumumkan gencatan senjata di Ukraina.
“Saya mengakui niat baik mereka. Kita semua ingin mengakhiri pembunuhan hari ini tanpa penundaan lebih lanjut", katanya
Namun ia menolak metode penerapan 'diktet' atau persyaratan, dan mengatakan bahwa perdamaian berarti menghormati integritas wilayah dan independensi politik Ukraina.
Baca Juga: Inilah Link Streaming Drama Korea Unpredictable Family Episode 4, Nonton Legal di Sini!
Putin, yang jarang menghadiri pertemuan PBB, belum pernah menghadiri pertemuan diplomatik tingkat tinggi lainnya karena sanksi Barat dan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan terhadapnya oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).