Mogan, panggilan akrab Davidson Halomoan, menjelaskan bahwa proses penggodokan lagu-lagu Horja Bius tidak main-main.
Mereka telah melakukan riset sejak tahun 2013 dan mengambil inspirasi dari kitab-kitab kuno dengan latar belakang agama asli Batak.
Selama penampilan mereka, Horja Bius membawakan lagu-lagu khas Batak dengan penuh semangat. Anna menabuh Taganing dengan berapi-api, dan Dheo memainkan suling sambil berlenggak-lenggok, menambah kehebohan di atas panggung.
Elfitri Opitz, salah satu warga negara Indonesia keturunan Batak, puas dengan penampilan Horja Bius.
"Sudah lama saya tidak datang ke acara kesenian dan musik Batak. Mereka mengobati kerinduan saya," ucap Elfitri dengan senyum puas.
Dalam antusiasme tersebut, Atase Polri KBRI di Berlin, Shinto Silitonga, turut hadir. Sebagai putra Batak, Shinto merasa bangga melihat musik khas Batak dihadirkan di Berlin, sebuah pengalaman yang mendalam di negara yang terletak ribuan kilometer dari tanah airnya.
Malam kebudayaan Batak ini telah berhasil menghadirkan semangat dan kekayaan budaya Indonesia di jantung Eropa.