Sementara itu, Abduali Nurmatov (64), berharap presiden akan menyelesaikan masalah gas dan listrik karena kota itu berulang kali mengalami pemadaman pada musim dingin lalu.
Sekitar 20 juta warga Uzbekistan berhak memilih di negara terpadat di Asia Tengah yang berbatasan dengan Afghanistan itu.
Mirziyoyev menggambarkan dirinya sebagai seorang pembaharu yang menciptakan 'Uzbekistan Baru'.
Dia mengakhiri kerja paksa di ladang kapas Uzbekistan dan tahanan politik yang dipenjara selama rezim Karimov lama.
Organisasi non-pemerintah mengatakan hak asasi manusia lebih baik di bawah Karimov, tetapi masih banyak yang harus dilakukan dan pihak berwenang tidak menunjukkan tanda-tanda oposisi nyata muncul.
"Kemenangan presiden petahana sudah jelas," kata pakar politik Uzbekistan Farkhod Talipov kepada AFP sebelumnya.
"Semua kandidat lainnya sama sekali tidak dikenal dan tidak populer. Pencalonan mereka hanyalah cara palsu untuk menunjukkan perjuangan politik yang tidak ada," katanya.
Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengatakan kampanye itu 'rendah hati, mencerminkan kurangnya oposisi terhadap petahanan'.