4. Kamboja
Suku Kreung membangun gubuk cinta di mana gadis remaja dapat berhubungan intim dengan pria yang berbeda sampai mereka menemukan pasangan yang cocok.
Anak laki-laki yang berbeda menghabiskan malam di sini hari demi hari, sampai dia menemukan pasangan yang cocok, yang kemudian bersamanya seumur hidup.
5. Yunani Kuno,
Bagi orang Yunani Kuno, identitas seksual tidak bergantung pada jenis kelamin dan preferensi, tetapi pada siapa penetrator aktif dan siapa yang akan dipenetrasi.
Dalam tradisi mereka, pria akan mengambil anak laki-laki sebagai kekasih.
Peran aktif dikaitkan dengan status sosial yang lebih tinggi, sedangkan peran pasif berarti pemuda dan feminitas, atau dengan dalih 'rasa cinta pada anak laki-laki'.
6. Nepal
Beberapa suku Nepal di Himalaya mempraktikkan poliandri yang pada dasarnya, semua saudara laki-laki berbagi satu wanita.
Sehingga mereka tidak memiliki terlalu banyak anak karena penghasilan mereka terbatas.
7. Nigeria, Afrika Barat
Suku Wodaabe di Niger, Afrika Barat, anak-anak dinikahkan saat masih bayi.